tag:blogger.com,1999:blog-76450407237933754432024-02-18T18:24:06.821-08:00Inspirasi Hari IniInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.comBlogger262125tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-65575690337000113222012-02-09T00:19:00.000-08:002012-02-09T00:19:55.437-08:00Menemukan Arti Hidup<h3 class="post-title entry-title">
<a href="http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/05/menemukan-arti-hidup.html">Menemukan Arti Hidup</a>
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL6r__ayiBtgFKgFSu4HPGfZRuxdebsaRgERtH5ISn85gwswiYeUoAnaOiq5e6TK56GRxY6G-UY96G2jwTxzS-dOOKAX-WN6OUcI4lRWfYNYANf0xisgYmOfqTiwJVhDAW0bSh7AJCwBeq/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL6r__ayiBtgFKgFSu4HPGfZRuxdebsaRgERtH5ISn85gwswiYeUoAnaOiq5e6TK56GRxY6G-UY96G2jwTxzS-dOOKAX-WN6OUcI4lRWfYNYANf0xisgYmOfqTiwJVhDAW0bSh7AJCwBeq/s1600/index.jpg" /></a></div>
<br /><br /><br /><br />Ada
seorang guru besar dari sebuah universitas terpandang belum puas dengan
hidupnya. Ia masih mencari arti hidup itu sesungguhnya bagi dirinya.
Memang, dia sudah menguasai bidang ilmunya dengan sangat baik. Harta,
dia punya. Istri dan anak-anak dia sudah punya. Persoalan baginya adalah
arti hidup itu.<br /><br />Karena itu, suatu hari guru besar itu memutuskan
untuk melakukan suatu perjalanan jauh. Ia ingin menemukan arti hidup
itu. Ia meninggalkan istri dan anak-anaknya dengan menulis pesan singkat
di atas secarik kertas, “Jangan cari saya.”<br /><br />Setelah beberapa
tahun dan ribuan kilometer berjalan, guru besar itu tiba di sebuah gubuk
seorang pertapa yang terkenal kudus. Guru besar itu meminta kepada sang
pertapa agar memberikan keterangan. Orang kudus itu mengundang sang
guru besar itu masuk ke dalam tempat tinggalnya yang sederhana. Ia
menyuguhkan secangkir teh kepadanya.<br /><br />Pertapa itu mengisi cangkir
tehnya sampai penuh, malah sampai tumpah di lantai. Guru besar itu
memperhatikan terus ulah sang pertama sampai akhirnya dia tidak bisa
menahan diri. Lalu guru besar itu berteriak, “Berhenti! Itu sudah penuh!
Tidak ada lagi teh yang dapat masuk.”<br /><br />Pertapa itu tidak peduli.
Ia mengisi terus cangkir teh itu. Lantai penuh dengan air. Guru besar
itu tidak sabar menyaksikan ulah sang pertapa itu.<br /><br />Guru besar itu
menatap wajah pertapa itu dan berkata, “Berhenti, pak pertapa. Lantai
ini sudah terlalu penuh dengan air. Tidak usah buang-buang teh.<br /><br />Sang
pertapa itu lantas memandang wajah guru besar yang tampak panik itu.
Dengan penuh kesabaran, ia tersenyum kepada guru besar itu. Lalu ia
berkata, “Seperti cangkir ini, demikian juga dirimu. Engkau sudah penuh
dengan pendapatmu sendiri dan gagasan-gagasanmu. Bagaimana saya dapat
mengajarkan kepada Anda tentang arti hidup, kalau engkau tidak
mengosongkan cangkir dirimu?”<br /><br />Guru besar itu terperanjat
mendengar kata-kata bijak sang pertapa itu. Ia sadar, situasi itulah
yang melingkupi dirinya selama ini. Ia terlalu memaksakan kehendak
kepada orang lain. Ia selalu merasa menang sendiri, karena ia seorang
guru besar yang sangat ahli. Ia kurang mendengarkan pandangan orang
lain.<br /><br />Kita sering bersikap seperti guru besar itu. Kita menutup
telinga kita rapat-rapat untuk setiap bentuk nasihat atau pandangan dari
orang lain tentang diri kita. Bagi kita, pendapat kita yang paling
benar. Pandangan orang lain tentang diri kita tidak bermanfaat apa-apa.<br /><br />Karena
itu, sebagai orang yang beriman kepada Tuhan, kita perlu mengubah
persepsi tentang kehidupan kita. Kita perlu mengosongkan cangkir-cangkir
diri kita. Lantas kita biarkan gagasan-gagasan yang baik masuk ke dalam
diri kita.<br /><br />Setiap hari kita mengalami begitu banyak hal baik.
Ada begitu banyak orang yang mau ikut terlibat dalam pergulatan hidup
kita. Mereka memberikan nasihat, pengarahan dan gagasan-gagasan yang
baik bagi pertumbuhan kepribadian kita. Kita mensyukuri semua itu. Tuhan
bekerja melalui orang-orang di sekitar kita. Tuhan membantu pertumbuhan
hidup kita melalui orang-orang di sekitar kita. Tuhan memberkati. **<br /><br /><br /><br />Frans de Sales, SCJ<br />
<br />
sumber :http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/05/menemukan-arti-hidup.htmlInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-6297112783575048222012-01-30T00:29:00.001-08:002012-01-30T00:29:43.762-08:00Mendamba Kehidupan yang Damai, Tenteram, Aman<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga8JJKUQyP32PS7CVuNPrG0g2UpE3CnI2O7r8MPp6PzlE3M5czJlC7lKIlLnYYO16IkA8ZRh1e994HApf1hOSXrbt2ryoc4EmGazZT2or0SwtgcIxBH6T0pNRkimLDED1tqgh7KJpjHqOE/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga8JJKUQyP32PS7CVuNPrG0g2UpE3CnI2O7r8MPp6PzlE3M5czJlC7lKIlLnYYO16IkA8ZRh1e994HApf1hOSXrbt2ryoc4EmGazZT2or0SwtgcIxBH6T0pNRkimLDED1tqgh7KJpjHqOE/s1600/images.jpg" /></a></div>
<span class="hasCaption"><br /> <br /> <br /> <br /> <br />
Seorang raja muda ingin menjadi orang baik, bijaksana dan memerintah
rakyatnya menurut kehendak Tuhan. Dia mengumpulkan semua orang paling
bijaksana dari seluruh kerajaan dan memerintahkan mereka untuk
mengumpulkan semua kebijaksaan ke dalam buku-buku. Dengan demikian dia
dapat membaca dan belajar sendiri bagaimana memerintah dengan baik.<br /> <br />
Orang-orang bijaksana itu segera memulai pekerjaan raksasa itu. Sesudah
tiga puluh tahun pekerjaan itu baru selesai. Satu barisan unta panjang
membawa lima ribu jilid buku berjalan menuju istana. Pada saat itu, raja
sudah berusia lima puluh tahun. Ia dipenuhi dengan banyak tugas dan
rencana. Dia melihat unta-unta yang bermuatan buku-buku dan berkata,
“Saya terlalu sibuk untuk membaca begitu banyak buku. Bawa semua buku
ini kembali dan ringkaskan lagi untuk saya.”<br /> <br /> Pekerjaan
meringkaskan buku-buku itu memakan waktu lima belas tahun. Lantas
orang-orang bijaksana itu dengan bangga menghasilkan lima ratus jilid.
Ketika mereka menyerahkan kepada raja, ia berkata, “Masih terlalu
banyak. Lima puluh cukup.”<br /> <br /> Saat itu, banyak orang bijaksana
telah meninggal dunia. Tetapi para pengganti mereka meneruskan karya
itu. Dalam waktu sepuluh tahun mereka membawa lima puluh buku kepada
raja.<br /> <br /> Pada saat itu raja sudah tua dan kelelahan. Raja berkata, “Kamu harus dapat meringkaskannya ke dalam satu buku.”<br /> <br />
Mereka dapat menyelesaikannya dalam waktu lima tahun. Tetapi ketika
mereka membawa buku yang sangat berharga itu kepada raja, itu sudah
terlambat. Raja sudah terbaring di dalam ranjang kematiannya.<br /> <br />
Suatu pekerjaan yang bernilai akan lebih bernilai lagi kalau memiliki
tepat guna. Sering kali orang menciptakan sesuatu yang bernilai
harganya, tetapi hanya bisa disimpan untuk dirinya sendiri. Benda itu
kemudian karat dan hancur oleh waktu. Tidak berguna bagi kehidupan
manusia.<br /> <br /> Karena itu, sebagai orang beriman, kita ingin
menciptakan sesuatu yang berguna bagi kehidupan kita. Kita ingin
menciptakan damai, kerukunan dan ketenangan di tengah-tengah masyarakat.
Kita yakin, melalui tiga hal ini kita dapat mencapai cita-cita
membangun keluarga yang harmonis, aman, sejahtera dan tenteram.<br /> <br />
Coba Anda bayangkan, kalau di sekitar Anda selalu terjadi keributan.
Misalnya, selalu saja ada orang yang mabuk. Pasti Anda merasa tidak
senang. Pasti Anda merasa terganggu oleh teriakan-teriakan orang yang
mabuk di malam hari. Padahal di saat-saat seperti itu Anda sangat
membutuhkan waktu untuk beristirahat dari segala kelelahan sepanjang
hari.<br /> <br /> Karena itu, sebagai orang beriman, kita diajak untuk
menciptakan suatu kehidupan yang damai, tenteram, aman di sekitar kita.
Untuk itu, orang berimanlah yang pertama-tama mesti menunjukkan
keimanannya dengan hidup yang baik. Misalnya, selalu peduli terhadap
lingkungan sekitar, selalu mau ikut berpartisipasi dalam membangun
masyarakat yang lebih baik.<br /> <br /> Kalau hal-hal ini dilakukan,
kehidupan yang lebih baik akan dapat tercapai. Orang berimanlah yang
mesti memulainya dari lubuk hatinya yang terdalam. Mari kita bawa
cita-cita kita untuk memiliki masyarakat yang baik. Tuhan memberkati. **<br /> <br /> <br /> <br /> Frans de Sales, SCJ<br /> <br /> sumber : <a href="http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/05/mendamba-kehidupan-yang-damai-tenteram.html" rel="nofollow nofollow" target="_blank"><span>http://</span><span class="word_break"></span><span>inspirasi-renunganpagi.blog</span></a><a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a><span class="word_break"></span><span>spot.com/2010/05/</span><span class="word_break"></span><span>mendamba-kehidupan-yang-dam</span><span class="word_break"></span>ai-tenteram.html<a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a></span><br />
<div class="fbPhotoTagList" id="fbPhotoSnowboxTagList">
<span class="fcg"><br /></span></div>Inspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-77951388398537280122012-01-26T23:57:00.000-08:002012-01-26T23:57:07.419-08:00Berusaha Tetap di Jalan yang Benar<span class="hasCaption"><br /> </span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7MIJppqFusf5pw2W97J6FiSc2Qm7vjhsZ4fJaGBjpfHuG-yruAbYVmxOpQPC0ljydHAvmrctmYVhxCFEC4ijDYW0zw1SxKBqHDpktFNmAboK2fgoqgtnrwd-chq575NMwm1SiNNVxGC27/s1600/424107_288697834519590_131068706949171_797242_620597131_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7MIJppqFusf5pw2W97J6FiSc2Qm7vjhsZ4fJaGBjpfHuG-yruAbYVmxOpQPC0ljydHAvmrctmYVhxCFEC4ijDYW0zw1SxKBqHDpktFNmAboK2fgoqgtnrwd-chq575NMwm1SiNNVxGC27/s1600/424107_288697834519590_131068706949171_797242_620597131_n.jpg" /></a></div>
<span class="hasCaption"><br /> <br />
Sudah lama seorang pemuda mengembara di sebuah hutan yang sangat lebat.
Ia dapat menikmati indah dan nyamannya hutan. Suatu hari, ia ingin
keluar dari hutan itu. Ia berkata dalam hati, “Sekarang saya yakin untuk
menemukan jalan yang benar untuk keluar dari hutan ini.”<br /> <br /> Namun
hari itu ia tidak menemukan jalan keluar. Setelah berhari-hari mencari
jalan keluar, ia tidak juga menemukan jalannya. Ia hampir putus asa.
Namun di waktu malam ia melihat nyala obor yang berada jauh di depannya.
Cahaya obor itu makin lama makin mendekat kepadanya. Dan akhirnya ia
bertemu dengan orang yang membawa obor itu.<br /> <br /> Awalnya pemuda itu
merasa cemas. Ia takut kalau-kalau orang yang ia jumpai itu seorang
perampok yang bermaksud merampas barang-barang miliknya. Meski begitu,
ia berani bertanya kepada orang itu. “Saudara, maukah Anda mengatakan
kepada saya jalan keluar dari hutan ini? Saya telah mengembara di dalam
hutan ini beberapa minggu. Namun waktu saya mau keluar, saya tidak dapat
menemukan jalan keluar,” kata pemuda itu.<br /> <br /> Orang itu berkata
kepadanya, “Saudara, saya juga tidak tahu jalan keluar, sebab saya juga
tersesat. Tetapi inilah yang dapat saya katakan. Jangan lewati lagi
jalan yang telah saya lalui ini. Sebab saya tahu bahwa itu bukan jalan
keluar. Sekarang, marilah kita mencari bersama-sama jalan keluar dari
hutan ini.”<br /> <br /> Kadang-kadang orang tersesat dalam perjalanan.
Pepatah kuno mengatakan, jangan malu bertanya, kalau Anda tersesat di
jalan. Soalnya, mengapa orang bisa sesat di jalan? Ada banyak sebab.
Mungkin orang sungguh-sungguh tidak tahu jalan yang benar. Mungkin ada
orang yang kurang punya daya ingat tentang jalan. Akibatnya, setiap kali
melewati jalan yang sama ia selalu tersesat. Atau ada juga yang kurang
punya perhatian. Yang penting lewati saja suatu jalan.<br /> <br /> Nah,
kalau mau tidak tersesat, orang mesti memiliki strategi-strategi.
Misalnya, menghafal tanda-tanda yang ada di jalan tersebut atau
menghafal rumah-rumah yang ada di sekitar jalan itu. Atau membawa peta
dalam kendaraan atau di saku baju.<br /> <br /> Sebagai orang beriman, kita
kadang-kadang juga tersesat. Kita tidak mengikuti ajaran agama yang
sudah kita pelajari. Akibatnya, kita jatuh ke dalam dosa. Kita mudah
tergoda oleh kesenangan-kesenangan duniawi. Untuk itu, kita butuh
rambu-rambu.<br /> <br /> Setiap hari kita sudah berjuang untuk tetap setia
kepada Tuhan. Kesetiaan itu menjadi sangat bermakna, kalau kita tetap
berada di jalan Tuhan. Kita tidak menyimpang ke jalan lain yang
menjerumuskan kita. Karena itu, mari kita bangun hati yang bersih, agar
kita tetap setia kepada Tuhan yang kita sembah. Tuhan selalu setia
kepada kita dengan melindungi kita dari marabahaya. Tuhan memberkati. **<br /> <br /> <br /> <br /> Frans de Sales, SCJ<br /> <br /> sumber :<a href="http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/05/berusaha-tetap-di-jalan-yang-benar.html" rel="nofollow nofollow" target="_blank"><span>http://</span><span class="word_break"></span><span>inspirasi-renunganpagi.blog</span></a><a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a><span class="word_break"></span><span>spot.com/2010/05/</span><span class="word_break"></span><span>berusaha-tetap-di-jalan-yan</span><span class="word_break"></span>g-benar.html</span><br />
<br />Inspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-17924627667442074532012-01-26T00:20:00.001-08:002012-01-26T00:20:31.451-08:00Berlaku Adil terhadap Sesama<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgASGwXcXFb30A94rSwBaT28sJgwoZVBF20XxPnDITxFO8cIKPnRZCVkGG_m2ImYLwAdsHdUaO4tSKvZVmEifAWLuKwCblZVPYAgmym4515uDgEfPxpp3Y9UCR9vTcl_JsKKNAW-RTjSIx7/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgASGwXcXFb30A94rSwBaT28sJgwoZVBF20XxPnDITxFO8cIKPnRZCVkGG_m2ImYLwAdsHdUaO4tSKvZVmEifAWLuKwCblZVPYAgmym4515uDgEfPxpp3Y9UCR9vTcl_JsKKNAW-RTjSIx7/s1600/images.jpg" /></a></div>
<span class="hasCaption"><b>Berlaku Adil terhadap Sesama</b> <br /> <br /> <br /> <br />
Seorang tukang permata yang miskin, tetapi jujur dipenjarakan atas
tuduhan kejahatan yang pernah dibuatnya. Dia ditempatkan di dalam sebuah
penjara yang tinggi dan ketat terlindung di tengah pusat kota. Pada
suatu hari, ketika dia sudah dipenjarakan berbulan-bulan, istrinya
datang ke gerbang utama. Wanita itu mengatakan kepada para penjaga
tentang suaminya, tukang permata yang miskin tetapi sangat saleh dan
seorang pendoa. Dia akan hilang tanpa tikar sembahyangnya yang
sederhana. Tidakkah mereka mengijinkan dia untuk memiliki satu-satunya
harta ini? Para penjaga setuju, karena itu tidak merugikan dan
memberikan kepadanya tikar sembahyang. Lima kali sehari dia membuka
tikarnya dan berdoa.<br /> <br /> Banyak minggu telah berlalu. Pada suatu
hari tukang permata itu berkata kepada para penjaga, “Saya bosan duduk
saja di sini dari hari ke hari tanpa berbuat sesuatu. Saya seorang
tukang permata yang trampil. Bila tuan-tuan membiarkan saya memiliki
potongan-potongan logam dan beberapa alat sederhana, saya akan membuat
untuk Anda permata. Tuan-tuan dapat menjual itu di pasar untuk menambah
gaji tuan-tuan yang rendah. Saya hanya meminta sedikit saja, sekedar
mengisi waktu luang dan tetap mempertahankan ketrampilan saya.”<br /> <br />
Para penjaga itu setuju. Hari-hari berlalu, menjadi minggu dan bulan.
Pada suatu pagi yang cerah, ketika para penjaga sampai pada sel tukang
permata, ternyata sel itu kosong. Tidak ditemukan tanda bagaimana dia
dapat meloloskan diri. Beberapa waktu kemudian, penjahat yang
sesungguhnya dipenjarakan. Tuduhan terhadap tukang permata itu memang
palsu.<br /> <br /> Pada suatu hari, di pasar kota, lama sesudah pelarian
diri si tukang permata, salah seorang penjaga bertemu dengan mantan
narapidana: tukang permata itu. Segera petugas penjara itu menjelaskan
bahwa penjahat yang sebenarnya sudah tertangkap. Kemudian dia bertanya
kepada tukang permata bagaimana dia dapat meloloskan diri. Tukang
permata itu menceritakan kisah yang menarik.<br /> <br /> Istrinya sudah
pergi kepada arsitek utama yang merancang pembangunan penjara. Istrinya
memperoleh dari arsitek itu denah pintu-pintu dan kunci-kunci sel.
Kemudian denah itu disulam pada tikar sembahyang. Setiap hari ketika dia
berdoa, kepalanya menyentuh denah itu. Perlahan, dia mulai melihat
bahwa di dalam denah yang satu dan yang lainnya, ada rancangan kunci
pintu selnya. Dari sisa-sisa logam dan dengan alat-alat sederhana, dia
membentuk sebuah kunci dan melarikan diri. Penjaga itu sangat tercengang
mendengar kisah itu. Luar biasa akal sang tukang permata.<br /> <br /> Dari
kisah ini kita diajarkan betapa manfaat kreatifitas dapat mengubah
hidup manusia. Orang yang tidak bersalah mesti dilepaskan dari hukuman.
Namun karena hukum tidak fair, maka orang yang tidak bersalah mesti
menggunakan kelihaiannya untuk membebaskan diri.<br /> <br /> Kita semua
dipanggil untuk membebaskan diri dan sesama yang tidak bersalah dari
kecurangan dan ketidakadilan yang sering terjadi di dunia ini. Tugas
orang beriman adalah menegakkan keadilan bagi hidupnya dan bagi sesama.
Pertanyaanya, sudahkah kita memperjuangkan kebenaran selama hari ini?
Atau apakah kita terlibat dalam ketidakadilan terhadap sesama? Tuhan
memberkati. **<br /> <br /> <br /> <br /> Frans de Sales, SCJ<br /> <br /> sumber : <a href="http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/05/berlaku-adil-terhadap-sesama.html" rel="nofollow nofollow" target="_blank"><span>http://</span><span class="word_break"></span><span>inspirasi-renunganpagi.blog</span></a><a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a><span class="word_break"></span><span>spot.com/2010/05/</span><span class="word_break"></span><span>berlaku-adil-terhadap-sesam</span><span class="word_break"></span>a.html<a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a></span><br />
<div class="fbPhotoTagList" id="fbPhotoSnowboxTagList">
<span class="fcg"> </span></div>Inspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-67891283839246195832012-01-25T00:36:00.001-08:002012-01-25T00:36:45.757-08:00Berani Menyerahkan Diri<span class="hasCaption"><b>Berani Menyerahkan Diri</b><br /> </span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimCCbLavQ2tQlTSDBvgmVUCtxdHnd8jl4lP1o1ZX0R7dqyhxQpWcDy4Hbr_UPwLYqITLcgiLfhhHNwsfz0HHy08Pp7E61w3JaFSqPjB6JwolND47N9LaLRqj17bXtX6m2xF_y6NmBpv2yp/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimCCbLavQ2tQlTSDBvgmVUCtxdHnd8jl4lP1o1ZX0R7dqyhxQpWcDy4Hbr_UPwLYqITLcgiLfhhHNwsfz0HHy08Pp7E61w3JaFSqPjB6JwolND47N9LaLRqj17bXtX6m2xF_y6NmBpv2yp/s1600/index.jpg" /></a></div>
<span class="hasCaption"><br /> Ada seorang
anak yang terperosok ke dalam sebuah danau. Ia berjuang mati-matian
untuk keluar dari danau itu. Di tepi danau itu berdiri ibunya yang
berteriak histeris. Ibunya sendiri tidak bisa membantunya, karena tidak
bisa berenang. Ia ketakutan melihat anaknya yang masih berusia lima
tahun itu meronta-ronta dari tengah danau itu.<br /> <br /> Di samping ibu
itu berdiri seorang lelaki kuat yang tampak acuh tak acuh terhadap
keselamatan anak itu. Berulang kali ibu itu meminta lelaki itu untuk
menyelamatkan anaknya, tetapi dia tetap tidak bergerak sedikit pun.
Beberapa saat kemudian perjuangan anak itu mulai berkurang. Tenaganya
mulai habis. Akhirnya, ia kehilangan tenaga dan muncul di permukaan air
dalam keadaan lemah dan tak berdaya. Pada saat itu, lelaki itu melompat
ke dalam kolam itu dan menyelamatkan anak itu.<br /> <br /> Ibu itu
terheran-heran. Mengapa lelaki itu baru turun di saat anaknya sudah
tidak berdaya? Setelah air dikeluarkan dari perut anaknya dan anaknya
dapat bernafas kembali, ibu itu mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan lelaki itu.<br /> <br /> Namun di dalam hati ibu itu masih tersimpan
rasa penasaran. Ia pun bertanya, “Mengapa engkau tidak lebih cepat
menyelamatkan anak saya?”<br /> <br /> Lelaki itu menjawab, “Nyonya, saya
tidak dapat selamatkan anakmu selama dia masih berjuang. Dia akan
menenggelamkan kami berdua. Tetapi ketika dia semakin lemah dan berhenti
berjuang, maka mudah bagi saya untuk menyelamatkannya.”<br /> <br /> Ibu
itu mengangguk-angguk, meski ia tidak dapat mengerti maksud lelaki itu.
“Apa artinya berhenti berjuang baru bisa diselamatkan?” tanya ibu itu
dalam hatinya.<br /> <br /> Ketika orang masih bisa berjuang, ia tidak dapat
menyerahkan hidupnya, nasibnya ke tangan orang lain. Perjuangan untuk
mencapai sesuatu sering juga menyingkirkan orang lain. Atau suatu
perjuangan untuk menggapai sesuatu dalam hidup dapat juga menjerumuskan
sesama. Orang yang mau berjuang sendiri juga tidak akan menghasilkan
banyak hal.<br /> <br /> Karena itu, orang mesti berani menyerahkan hidup
kepada sesama untuk dibantu agar dapat meraih kesuksesan dalam hidup.
Orang yang ingin dibantu mesti percaya kepada orang yang dimintai
bantuan itu. Kepercayaan itu penting artinya bagi yang membantu, karena
ia akan membantu dengan segenap hati.<br /> <br /> Bagi orang-orang beriman,
penyerahan diri kepada Tuhan secara total menjadi suatu tuntutan yang
mesti dijalani. Orang beriman mesti berani mempercayakan seluruh
hidupnya kepada Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan itu segalanya bagi orang
beriman. Tuhan mampu menyelamatkan orang dari kemalangan hidupnya. Hanya
Tuhan yang dapat memberi petunjuk yang jelas kepada manusia.<br /> <br />
Sadar atau tidak, hari ini kita sudah berusaha untuk menyerahkan hidup
kita kepada Tuhan. Kita merasa diri sebagai orang-orang yang tidak
berdaya. Kita adalah makhluk yang terbatas. Karena itu, kita meminta
bantuan dari Tuhan. Kita yakin, hanya Tuhan yang mampu memberi kita
pertolongan.<br /> <br /> Karena itu, mari kita serahkan seluruh hidup kita
kepada Tuhan, Sang Penolong sejati kita. Jangan tergoda oleh berbagai
tawaran dunia yang menggiurkan yang sering membuat kita tidak berdaya.
Kalau kita mau Tuhan membantu perjalanan hidup kita, kita mesti pasrah
secara total kepadaNya. Tuhan memberkati. **<br /> <br /> <br /> <br /> Frans de Sales, SCJ<br /> <br /> sumber : <a href="http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/05/berani-menyerahkan-diri.html" rel="nofollow nofollow" target="_blank"><span>http://</span><span class="word_break"></span><span>inspirasi-renunganpagi.blog</span></a><a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a><span class="word_break"></span><span>spot.com/2010/05/</span><span class="word_break"></span><span>berani-menyerahkan-diri.html</span></span>Inspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-74895308951787354432012-01-24T00:21:00.001-08:002012-01-24T00:21:59.178-08:00Mensyukuri Anugerah Tuhan<b>Mensyukuri Anugerah Tuhan</b><br /> <br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCMz30v5FDyAe7ACJQ2b8yUAWHOS1HIaRH-GosmNkPppmL1bqpLCNEHzI04w0Qe5JgglkoFp78dfH09cv4Ycnfp1wdb3Fz4C-yNz2Ij0DsM3z63Lt9xp6SJayaSGNFdqa0JcEIgvlWdTKK/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCMz30v5FDyAe7ACJQ2b8yUAWHOS1HIaRH-GosmNkPppmL1bqpLCNEHzI04w0Qe5JgglkoFp78dfH09cv4Ycnfp1wdb3Fz4C-yNz2Ij0DsM3z63Lt9xp6SJayaSGNFdqa0JcEIgvlWdTKK/s1600/images.jpg" /></a></div>
<br />
Ada seorang pemuda yang sedang mendalami hidup spiritual. Ia mendatangi
seorang pertapa yang terkenal di kotanya. Kepada pertapa yang saleh
itu, pemuda itu mengajukan permintaan, “Bapak Pertapa, tunjukkan
kepadaku bagaimana saya dapat menemukan Tuhan.”<br /> <br /> Pertapa itu bertanya, “Berapa besar kerinduanmu ini?” Pertapa itu menatap wajah pemuda itu dalam-dalam.<br /> <br /> Orang muda itu menjawab, “Lebih dari apa pun di dunia ini.”<br /> <br />
Pertapa itu membawa orang muda itu ke tepi sebuah danau yang ada di
pekarangan pertapaan itu. Tanpa berkata apa-apa, pertapa itu masuk
bersama pemuda itu ke dalam danau. Mereka masuk hingga ke leher mereka.<br /> <br />
Kemudian pertapa itu mengangkat tangannya dan menekan kepala orang muda
itu ke dalam air. Orang muda itu meronta-ronta. Ia berjuang untuk
melepaskan diri dari tangan pertapa itu. Ia berteriak-teriak, agar
pertapa itu melepaskan dirinya. Tetapi pertapa itu tidak melepaskan
dirinya sampai ia hampir tenggelam.<br /> <br /> Ketika mereka kembali ke
pinggir danau, pertapa itu bertanya kepada pemuda itu, “Anakku, ketika
engkau berada di dalam air, apa yang engkau inginkan lebih dari segala
yang lain?”<br /> <br /> Tanpa ragu-ragu pemuda itu menjawab, “Udara!”<br /> <br />
Kata pertapa itu, “Baik, ketika engkau ingin menemukan Tuhan seperti
engkau menginginkan udara, maka matamu akan terbuka terhadap keajaiban
Tuhan.”<br /> <br /> Tuhan senantiasa hadir dalam setiap langkah hidup kita.
Seringkali kita tidak merasakannya. Ia hadir seperti udara yang secara
otomatis kita hirup untuk kehidupan kita. Sering kita tidak peduli bahwa
Tuhan selalu menyertai kita dalam perjalanan hidup kita. Karena itu, di
saat-saat kita mengalami kesulitan dan derita, kita seringkali
menganggap Tuhan jauh dari kita. Tuhan tidak peduli lagi terhadap hidup
kita.<br /> <br /> Ada seorang suami yang tega mengkhianati cintanya kepada
istri dan anak-anaknya. Ia tidak peduli terhadap pergulatan hidup
mereka. Bahkan ia menghabiskan uangnya di meja judi. Ia membiarkan
mereka terlantar. Padahal setiap kali ia pulang ke rumah, istri dan
anak-anaknya menyambutnya dengan penuh kasih sayang.<br /> <br /> Mengapa
hal seperti ini bisa terjadi atas diri suami itu? Hal ini terjadi karena
kurangnya kesadaran akan hadirnya Tuhan dalam hidup. Sebagai orang
beriman, kita meyakini bahwa Tuhan selalu membimbing langkah hidup
manusia. Tuhan tidak pernah meninggalkan ciptaanNya berjuang sendirian
di dunia ini.<br /> <br /> Setiap hari kita mendapatkan begitu banyak berkat
dari Tuhan. Dia memberi kita makan, minum, pakaian, semangat bekerja
dan teman sekerja yang baik. Dia memberi kesempatan kepada kita semua
untuk membangun suatu hidup yang lebih baik.<br /> <br /> Karena itu, mari
kita bersyukur atas anugerah Tuhan yang kita terima hari ini. Mari kita
bawa setiap usaha kita hari ini di dalam kuasa Tuhan. Dengan demikian,
kita selalu mendapat berkat untuk hari esok. Hari esok akan menjadi
suatu kesempatan yang sangat bermakna bagi pertumbuhan iman kita. Tuhan
memberkati. **<br /> <br /> <br /> <br /> Frans de Sales, SCJ<br /> <br /> sumber: <a href="http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/05/mensyukuri-anugerah-tuhan.html" rel="nofollow nofollow" target="_blank"><span>http://</span><span class="word_break"></span><span>inspirasi-renunganpagi.blog</span></a><a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a><span class="word_break"></span><span>spot.com/2010/05/</span><span class="word_break"></span><span>mensyukuri-anugerah-tuhan.h</span><span class="word_break"></span>tml<span class="fcg"> </span>Inspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-44930511965187256892012-01-20T00:29:00.001-08:002012-01-20T00:29:49.856-08:00Memiliki Kepekaan terhadap Sesama<b>Memiliki Kepekaan terhadap Sesama</b><br /> <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd92SolNtAn-aBeVgRVECLXzNVGVT6iaSUA8l6sDQJ06jkcCdnDqDhRWVOqnq1sU-LX_iGviOLVVabZBPYEISW2iq3TorjnbNPgUiI-niwYnxsJXJeWrIFnpahUlYQ-7N7AIa5brC3KcFL/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd92SolNtAn-aBeVgRVECLXzNVGVT6iaSUA8l6sDQJ06jkcCdnDqDhRWVOqnq1sU-LX_iGviOLVVabZBPYEISW2iq3TorjnbNPgUiI-niwYnxsJXJeWrIFnpahUlYQ-7N7AIa5brC3KcFL/s1600/images.jpg" /></a></div>
<br /> <br /> Setelah terjadi hujan
lebat yang mendatangkan banjir dan menghanyutkan puluhan rumah penduduk
di daerah kumuh, seorang pendeta datang mengunjungi tempat itu. Ketika
tiba di daerah kumuh yang terkenal itu, pendeta itu melihat seorang anak
berdiri telanjang di depan sebuah rumah. Dinding rumah yang terbuat
dari sisa-sisa sampah itu telah hanyut dibawa banjir. Sekilas pandang,
segala yang ada dalam rumah tersebut bisa dilihat tanpa hambatan apa
pun, karena memang rumah tersebut tak berdinding. Dengan penuh rasa
belas kasih pendeta itu bertanya, “Di mana ibumu?”<br /> <br /> Tak ada
jawaban yang keluar dari mulut anak itu. Matanya memandang jauh ke
depan. Namun pancaran matanya mengatakan bahwa ia tak memiliki masa
depan yang jelas. Ia telah kehilangan segalanya. Kedua orangtuanya telah
hanyut bersama banjir. Dan satu-satunya yang kini ia miliki cuma sebuah
rumah tak berdinding, sebuah rumah tak beratap. Matanya jauh menatap
sebuah kehampaan.<br /> <br /> Sang pendeta seakan mendapat pukulan yang
keras dalam batinnya. Kata-kata Sang Gurunya terdengar jelas di telinga
pendeta itu, “Aku datang agar kamu memperoleh kepenuhan hidup.”<br /> <br />
Namun apakah anak ini memperoleh kehidupan yang penuh? Suatu kepenuhan
dalam kehampaan? Dalam kebisuannya, anak itu seakan berkata, “Aku butuh
uluran tanganmu.”<br /> <br /> Pendeta itu bertanya keras, “Apakah yang
harus aku perbuat?” Peristiwa ini ternyata menjadi awal pertobatan
pendeta tersebut, yang selanjutnya mengabdikan diri untuk hidup bersama
kaum miskin, membantu mereka untuk bangun dan membantu diri sendiri.<br /> <br />
Di sekitar kita ada begitu banyak orang yang kurang beruntung. Tentu
itu bukan kehendak mereka untuk hidup dalam kemalangan dan kemiskinan.
Mereka hidup dalam situasi terpaksa.<br /> <br /> Ada seorang bupati yang
sangat memiliki perhatian bagi rakyatnya yang menderita. Ia membuat
program-program untuk mengentas kemiskinan di wilayahnya. Dia
menggunakan dana taktis yang biasanya dikucurkan setiap tahun. Jadilah
para tukang becak di wilayah kabupatennya dapat memiliki rumah sederhana
melalui kredit murah. Ia juga memberi beasiswa bagi anak-anak miskin.
Bahkan ia membebaskan biaya sekolah bagi warganya sampai sembilan tahun.
Cita-citanya adalah setiap warga di kabupatennya memiliki hidup yang
lebih baik.<br /> <br /> Tentu hal seperti ini sungguh luar biasa. Seorang
pemimpin mesti memiliki kepekaan terhadap sesamanya. Seorang pemimpin
mesti memperhatikan sesamanya yang menderita. Dan caranya adalah dengan
membuat program-program kerja yang dapat mengentaskan masyarakat dari
kemiskinan.<br /> <br /> Setiap hari Anda sudah bekerja keras untuk keluarga
Anda. Pertanyaannya, apakah di sela-sela kesibukan Anda, Anda masih
memiliki hati bagi sesama yang kurang beruntung? Tuhan memberkati. **<br /> <br /> <br /> <br /> Frans de Sales, SCJ<br /> <br /> sumber :<a href="http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/05/memiliki-kepekaan-terhadap-sesama.html" rel="nofollow nofollow" target="_blank"><span>http://</span><span class="word_break"></span><span>inspirasi-renunganpagi.blog</span></a><a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a><span class="word_break"></span><span>spot.com/2010/05/</span><span class="word_break"></span><span>memiliki-kepekaan-terhadap-</span><span class="word_break"></span>sesama.htmInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-4342789719847474632012-01-19T00:24:00.001-08:002012-01-19T00:24:39.828-08:00Pertanggungjawabkan Kepercayaan dengan Jujur<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ6afURkoPkuvS80uzBaP5Eowv4INSRfbIDD18kXHEUkc2tApgoIX8abr0H8TVOuuQGpjqmHcW5GNU_Igea0iXUfC0Bsg_nRsorgRbG3Vi7wExpQrlcZTS7XoS7ifr7PfLc-eaSCfIvo13/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ6afURkoPkuvS80uzBaP5Eowv4INSRfbIDD18kXHEUkc2tApgoIX8abr0H8TVOuuQGpjqmHcW5GNU_Igea0iXUfC0Bsg_nRsorgRbG3Vi7wExpQrlcZTS7XoS7ifr7PfLc-eaSCfIvo13/s1600/images.jpg" /></a></div>
<b>Pertanggungjawabkan Kepercayaan dengan Jujur</b><br /> <br /> <br /> Ada seorang
raja yang sudah tua. Ia menyadari bahwa sudah dekat saatnya ia mencari
pewaris kerajaannya. Ia tidak mau mewariskan kerajaannya itu kepada
salah satu dari bawahannya ataupun anaknya. Tetapi ia memutuskan untuk
melakukan sesuatu hal yang berbeda.<br /> <br /> Ia memanggil seluruh anak
muda di seluruh kerajaannya. Ia berkata, "Sudah saatnya bagiku untuk
mengundurkan diri dan memilih raja yang baru. Aku memutuskan untuk
memilih salah satu di antara kalian."<br /> <br /> Anak-anak muda itu
terkejut! Tetapi raja melanjutkan,"Aku akan memberikan kalian
masing-masing satu bibit hari ini. Satu bibit saja. Bibit ini sangat
istimewa. Aku ingin kalian pulang, menanamnya, merawatnya dan kembali ke
sini lagi tepat 1 tahun dari hari ini dengan membawa hasil dari bibit
yang kuberikan hari ini. Kemudian aku akan menilai hasil yang kalian
bawa Seorang dari kalian yang aku pilih untuk menjadi raja negeri ini!"<br /> <br />
Ada seorang anak muda yang bernama Arif yang berada di sana pada hari
itu. Seperti yang lainnya, ia menerima bibit itu. Ia pulang ke rumah dan
dengan antusias memberitahu ibunya tentang apa yang terjadi. Ibunya
membantu Arif menyediakan pot dan tanah untuk bercocok tanam. Arif
menanam bibit itu kemudian menyiraminya dengan hati-hati. Setiap hari ia
selalu menyirami, merawat bibit itu, dan mengamati apakah bibit itu
tumbuh.<br /> <br /> Setelah beberapa minggu, beberapa dari anak muda itu
mulai membicarakan mengenai bibit mereka dan tanaman yang telah mulai
tumbuh. Arif pulang ke rumah dan memeriksa bibitnya, tetapi tidak ada
hasilnya. Tiga minggu, 4, 5 minggu berlalu. Tetap tidak ada hasilnya.<br /> <br />
Sekarang ini, para anak muda memperbincangkan tentang tanaman mereka,
tetapi bibit Arif tetap belum tumbuh. Ia mulai merasa seperti pecundang.
Enam bulan berlalu, tetap belum tumbuh juga. Ia berpikir bahwa ia telah
membunuh bibit itu. Setiap orang memiliki pohon dan tanaman yang
tinggi, tetapi ia tidak memiliki apa-apa. Arif tidak berkata apa-apa
kepada temannya. Ia tetap menunggu bibitnya tumbuh.<br /> <br /> Satu tahun
berlalu sudah. Semua anak muda di seluruh kerajaan membawa tanaman
mereka kepada raja untuk dinilai. Arif putus asa dan tidak ingin pergi
dengan membawa pot yang kosong. Tetapi ibunya memberinya semangat untuk
pergi dan membawa potnya. Arif harus jujur mengenai apa yang terjadi
dengan bibit itu, saran ibunya. Arif sadar, saran ibunya benar. Dan ia
pergi ke istana dengan membawa pot yang kosong. Ketika Arif tiba, ia
kagum melihat berbagai macam tanaman yang dibawa oleh teman-temannya
yang lain. Semuanya indah, dalam ukuran dan bentuk. Arif meletakkan pot
yang kosong itu ke lantai dan banyak orang menertawainya. Beberapa
merasa kasihan kepadanya.<br /> <br /> Ketika raja datang, ia mengamati
ruangan itu dan menyalami rakyatnya. Arif berusaha untuk bersembunyi di
bagian belakang. "Wah, betapa indahnya tanaman, pohon, bunga yang kalian
bawa," kata raja. "Hari ini, salah seorang dari kalian akan ditunjuk
menjadi raja selanjutnya!" Seketika, sang raja melihat Arif di belakang
ruangan dengan potnya yang kosong. Ia memerintahkan pengawalnya untuk
membawa Arif ke depan.<br /> <br /> Arif sangat ketakutan. "Sang raja tahu aku seorang pecundang! Mungkin ia akan memerintahkan aku untuk dihukum," pikir Arif.<br /> <br /> Ketika Arif tiba di depan, sang raja menanyakan namanya. "Namaku Arif," jawab Arif. Semua orang menertawakannya.<br /> <br />
Sang raja menenangkan situasi itu. Ia melihat Arif, dan kemudian
mengumumkan ke seluruh kerajaan, "Lihatlah, ini raja kalian yang baru!
Namanya adalah Arif!" Arif tidak mempercayai apa yang barusan dikatakan
raja. Ia bahkan tidak bisa membuat bibit itu tumbuh, mengapa ia bisa
menjadi raja yang baru?<br /> <br /> Kemudian sang raja berkata, "Satu tahun
lalu, aku memberikan setiap orang sebuah bibit. Dan kukatakan kepada
kalian untuk mengambilnya, menanamnya, dan merawatnya, kemudian
membawanya kembali kepadaku hari ini. Tetapi aku memberikan kalian bibit
yang sudah direbus sehingga tidak akan bisa tumbuh. Kalian semuanya,
kecuali Arif, membawakanku pohon, tanaman, bunga. Ketika kalian
menyadari bibit itu tidak bisa tumbuh, kalian menukarkan dengan bibit
lain. Hanya Arif yang memiliki keberanian dan kejujuran untuk
membawakanku sebuah pot kosong dengan bibitku di dalamnya. Maka
demikian, ia yang akan menjadi raja yang baru."<br /> <br /> Sulit menemukan
orang yang jujur dan berani di jaman ini. Kejujuran itu sangat mahal
harganya. Orang lebih suka menutupi diri dengan berbagai rekayasa demi
mencapai sesuatu. Orang rela mengorbankan kejujuran untuk menggapai
keinginannya.<br /> <br /> Sebagai orang beriman, kita diajak untuk tetap
bertahan dalam kejujuran dan berani menanggung resiko. Kita tidak perlu
buat rekayasa atau manipulasi yang hanya menumbuhkan kesenangan sesaat.
Mari kita bawa kejujuran dalam hidup kita sehari-hari. Tuhan memberkati.
**<br /> <br /> <br /> Frans de Sales, SCJ<br /> <br /> sumber:<a href="http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/05/pertanggungjawabkan-kepercayaan-dengan.html" rel="nofollow nofollow" target="_blank"><span>http://</span><span class="word_break"></span><span>inspirasi-renunganpagi.blog</span><span class="word_break"></span><span>spot.com/2010/05/</span></a><a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a><span class="word_break"></span><span>pertanggungjawabkan-keperca</span><span class="word_break"></span>yaan-dengan.htmlInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-63912961986123490722012-01-16T00:23:00.000-08:002012-01-16T00:23:01.105-08:00Hidup dalam Semangat Kasih<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghyphenhyphenYmIoD5-MQdPflmKZ_li98FVAWDudhaTuCu4Soy773QFfYeRUaC2iDFsBjnhdg7mlzUE6bjDIfPcWbi6MWE2pAB5tlSCx8MBkI_4_Y-uwva11AA8ej1Nwp7iAuRHCIM0gSGsuHHMEG9s/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghyphenhyphenYmIoD5-MQdPflmKZ_li98FVAWDudhaTuCu4Soy773QFfYeRUaC2iDFsBjnhdg7mlzUE6bjDIfPcWbi6MWE2pAB5tlSCx8MBkI_4_Y-uwva11AA8ej1Nwp7iAuRHCIM0gSGsuHHMEG9s/s1600/index.jpg" /></a></div>
Hidup dalam Semangat Kasih<br /> <br /> <br />
Konon ada seorang raja di timur tengah yang sangat lalim. Ia begitu
kecanduan akan kekuasaan bagai dewa, sampai dia tidak segan-segan
menjatuhkan hukuman mati kepada ayahnya sendiri. Ia tidak peduli
terhadap siapa pun. Baginya, yang penting ia dapat memenuhi keinginan
hatinya untuk melakukan sesuatu, ia akan lakukan. Ia tidak peduli akibat
dari perbuatannya.<br /> <br /> Namun ia mesti membayar mahal atas
perbuatan-perbuatan kejamnya itu. Suatu hari anak sulungnya menggerakkan
tentara penjaga istana untuk melawan sang raja. Ia menangkap ayahnya,
merantai dan menjebloskannya ke dalam penjara. Kemudian ia memerintahkan
agar ayahnya dibawa menghadapnya.<br /> <br /> Ia menuduh kejahatan dan
kekejaman ayahnya dengan berkata, “Karena kamu telah membunuh ayahmu,
saya akan menjatuhkan hukuman yang sama.”<br /> <br /> Lantas ia
memerintahkan tentara istana untuk membunuh ayahnya. Ayahnya meninggal
setelah dimasukkan ke jurang yang sangat dalam. Ayahnya mati
perlahan-lahan di dalam jurang itu.<br /> <br /> Namun hukuman yang hampir
sama menimpa anak sulung itu. Karena kekejamannya terhadap rakyat dan
ayahnya, ia ditangkap, disiksa dan dihukum mati. Ngerinya lagi adalah ia
juga dihukum mati oleh orang yang sangat dekat dengannya, yaitu
istrinya sendiri. Istrinya tidak ingin melihat penderitaan rakyat yang
berlarut-larut. Ia meminta salah seorang pengawal suaminya untuk
membunuhnya.<br /> <br /> Kalau Tuhan kita jadikan raja dalam hidup kita
tentu tidak akan sekejam dua raja dalam kisah di atas. Tuhan kita pasti
memerintah umatNya tidak dengan tangan besi. Pasti Tuhan memerintah
dengan penuh kasih sayang. Mengapa? Yang dimiliki oleh Tuhan hanyalah
kasih. Pada hakekatnya Tuhan itu kasih. Dengan kasih itu, Tuhan
menghendaki agar kita berjuang menghidupkan kasih itu dalam hidup kita
sehari-hari.<br /> <br /> Tuhan yang adalah kasih itu ingin merepotkan diri
untuk hadir di tengah-tengah umatNya. Tuhan itu tidak hanya tinggal jauh
dalam singgasana surgawi. Tetapi Tuhan juga hadir dalam hati manusia.
Ia hidup dan menggerakkan hati manusia untuk berbuat kasih bagi sesama.
Karena itu, perbuatan baik kita manusia mesti berasal dari Tuhan yang
mahapengasih dan penyayang itu. Kalau perbuatan kasih kita hanya
didorong oleh keinginan manusiawi kita, maka yang timbul adalah balas
dendam, iri, cemburu dan kompetisi yang tidak sehat. Tetapi kalau
perbuatan baik kita sungguh-sungguh dilandasi oleh kasih Tuhan, saya
yakin kita akan bertumbuh menjadi orang-orang yang tetap setia kepada
Tuhan.<br /> <br /> Karena itu, jabatan atau kedudukan yang kita miliki, apa
pun bentuknya, mesti menjadi suatu bentuk ungkapan kasih kita kepada
Tuhan dan sesama. Jabatan atau kedudukan tidak dipakai hanya untuk
keuntungan diri sendiri. Jabatan atau kedudukan itu mesti digunakan
untuk kesejahteraan semua orang. Untuk itu, seorang yang beriman mesti
menghindari kesewenang-wenangan. Orang yang beriman mesti mengandalkan
kedudukannya atau jabatannya untuk memperjuangkan martabat dan
kehormatan manusia. Ia tidak menindas sesamanya. Ia tidak menjadikan
sesamanya sebagai obyek kekuasaan atau kedudukannya. Ia memandang
sesamanya sebagai orang yang mesti diperjuangkan hak-haknya. Orang
beriman itu aktif membela sesamanya yang menderita.<br /> <br /> Mari kita
terus-menerus berjuang untuk kesejahteraan manusia seutuhnya. Kita mau
agar masyarakat kita menjadi suatu masyarakat yang damai, rukun dan
saling membantu dalam semangat kasih dan persaudaraan. Tuhan yang hidup
di dalam diri kita pasti akan menggerakkan usaha-usaha baik kita. Tuhan
memberkati. **<br /> <br /> <br /> <br /> Frans de Sales, SCJ<br /> <br /> sumber : <a href="http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/04/hidup-dalam-semangat-kasih.html" rel="nofollow nofollow" target="_blank"><span>http://</span><span class="word_break"></span><span>inspirasi-renunganpagi.blog</span></a><a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a><span class="word_break"></span><span>spot.com/2010/04/</span><span class="word_break"></span><span>hidup-dalam-semangat-kasih.</span><span class="word_break"></span>html<a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a><span class="fcg"></span>Inspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-38503479418843269312012-01-13T00:34:00.001-08:002012-01-13T00:34:34.856-08:00Iman yang HidupIman yang Hidup<br /> <br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPReLhZ-zgnHsmVup3ERnQ9eYOPTn_tjSEEbbaR4BzD6UwTzcZbNps1U0lzSVG1k8NGVWH91Fom5HaRMi9FZK0wXwM86xASk30y6hEEIt-VpgrkiCaPbQwXA5tOnO2I2ciQUQt5TwozdGg/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPReLhZ-zgnHsmVup3ERnQ9eYOPTn_tjSEEbbaR4BzD6UwTzcZbNps1U0lzSVG1k8NGVWH91Fom5HaRMi9FZK0wXwM86xASk30y6hEEIt-VpgrkiCaPbQwXA5tOnO2I2ciQUQt5TwozdGg/s1600/index.jpg" /></a></div>
<br /> Di suatu daerah terjadi kelaparan. Banyak anak
yang mengalami gizi buruk. Ada yang mengalami busung lapar. Kondisi
tubuh mereka sangat mengenaskan. Sementara orang-orang dewasa tampak
kurus kering. Tiada makanan bergizi yang dapat membuat mereka tumbuh
dengan baik. Akibat lanjut dari gizi buruk bagi anak-anak itu adalah
pertumbuhan otak mereka juga terhambat.<br /> <br /> Selidik punya selidik,
ternyata akibat dari kelaparan yang melanda daerah itu adalah kaum
lelaki malas bekerja. Yang bekerja di ladang dan sawah hanya kaum ibu.
Sedangkan kaum lelaki menghabiskan waktu mereka di meja judi. Pagi-pagi
buta kaum ibu itu berangkat ke sawah atau ladang. Mereka tidak sempat
lagi menyiapkan makan untuk anak-anak mereka. Mereka baru tiba kembali
di rumah pada sore hari. Akibatnya, anak-anak mereka terlantar. Apalagi
suami-suami mereka tidak peduli terhadap anak-anak mereka.<br /> <br />
Kelaparan tidak bisa dielakkan. Namun kaum lelaki tetap cuek. Mereka
melanjutkan kebiasaan bermain judi. Mereka memaksa istri-istri mereka
untuk memberi mereka uang untuk berjudi. Kalau tidak diberi, kaum istri
itu menjadi sasaran pukulan. Mereka juga tidak segan-segan menggadaikan
tanah yang mereka miliki untuk berjudi.<br /> <br /> Salah satu penyebab
kemiskinan adalah kemalasan. Dalam suasana malas itu orang tidak bisa
berpikir kreatif. Seolah-olah tidak ada jalan untuk keluar dari
kungkungan kemiskinan itu. Dalam keadaan seperti ini orang cenderung
mencari yang enak dan menyenangkan bagi diri sendiri. Orang tidak peduli
bahwa mereka juga makhluk sosial yang mesti terlibat dalam kehidupan
bersama. Orang tidak peduli bahwa hidup mereka juga memiliki fungsi
untuk memajukan kehidupan bersama.<br /> <br /> St Paulus mengatakan bahwa
kalau orang tidak bekerja janganlah ia makan. Melalui kerja seseorang
mengekspresikan seluruh hidupnya. Melalui kerja orang mengungkapkan
imannya kepada Tuhan yang disembahNya. Orang yang beriman itu tidak
hanya mengungkapkan imannya dengan rajin beribadat dan berdoa. Tetapi
orang yang beriman itu juga menghayati imannya dalam hidup yang nyata
dengan bekerja untuk mencari nafkah.<br /> <br /> Bekerja atau memiliki
pekerjaan juga merupakan wujud tanggung jawab kita terhadap masyarakat
di sekitar kita. Orang yang bekerja menunjukkan kepada masyarakat bahwa
ia memiliki tanggung jawab untuk memajukan masyarakatnya. Dengan gaji
yang ia miliki, ia dapat menyumbang kepada masyarakat melalui pajak. Ia
tidak menyumbang pengangguran kepada masyarakat. Ia tidak menyumbang
kemiskinan kepada masyarakat di mana ia hidup.<br /> <br /> Orang yang
beragama itu orang yang selalu menghayati imannya dalam hidup
sehari-hari. Bekerja atau memiliki pekerjaan yang baik itu menjadi suatu
penghayatan iman kepada Tuhan. Karena itu, kesadaran untuk bekerja
merupakan suatu tuntutan terhadap seorang yang beriman. Ia tidak cukup
hanya mengatakan ia seorang beriman dengan rajin beribadat dan berdoa.
Iman itu mesti ditunjukkan dalam perbuatan nyata. Caranya adalah dengan
bekerja untuk menghidupi diri sendiri dan sesama.<br /> <br /> Kalau orang
berani menyingsingkan lengan baju untuk bekerja keras bagi diri dan
sesama, imannya sungguh-sungguh hidup. Karena iman tanpa perbuatan pada
hakekatnya adalah mati. Iman yang hidup itu mesti tampak dalam perbuatan
yang nyata pula.<br /> <br /> Karena itu, mari kita berjuang untuk
menghayati iman kita dengan bekerja yang benar dan rajin. Itulah bagian
dari iman kita kepada Tuhan yang mahapengasih dan mahapenyayang. Sambil
berdoa dan beribadat kepada Tuhan, kita terus bekerja untuk melepaskan
diri dan masyarakat kita dari belenggu kemiskinan. Tuhan memberkati. **<br /> <br /> <br /> <br /> Frans de Sales, SCJ<br /> <br /> sumber : <a href="http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/05/iman-yang-hidup.html" rel="nofollow nofollow" target="_blank"><span>http://</span></a><a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a><span class="word_break"></span><span>inspirasi-renunganpagi.blog</span><span class="word_break"></span><span>spot.com/2010/05/</span><span class="word_break"></span>iman-yang-hidup.htmlInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-40637624149124456582012-01-10T00:23:00.001-08:002012-01-10T00:23:42.565-08:00Kasih Itu Sumber Hidup ManusiaKasih Itu Sumber Hidup Manusia<br /> <br /> <br />
Adalah suatu rahmat Tuhan saya dapat berjumpa dengan Percy N.
Khambatta, pendeta agama Zarathustra. Penampilannya yang sederhana
dengan pakaian putih-putih hingga topi, menampakkan suatu kesejukan
tersendiri. Bicaranya sangat sederhana. Ia selalu menatap wajah lawan
bicaranya sebagai tanda hormat dan perhatian.<br /> <br /> Meski baru
pertama kali berjumpa, tidak ada rasa asing di antara kami. Padahal
agama kami berbeda. Warga negara kami juga berbeda. Dia seorang warga
negara Singapura yang menginjakkan kaki di kota mpek-mpek Palembang,
karena tragedi jatuhnya pesawat Silk Air di Sungsang, Sumatera Selatan,
19 Desember 1997.<br /> <br /> Kami berjumpa dalam acara peresmian monumen
Silk Air untuk menghormati dan mendoakan 104 korban di pemakaman Kebun
Bunga, 19 Desember 1998 silam. Saya adalah satu-satunya ulama Indonesia
yang diundang untuk mendoakan arwah para korban itu. Sementara semua
ulama yang lain, dari berbagai agama, berasal dari Singapura.<br /> <br />
Saya memang buta mengenai Agama Zarathustra. Yang terlintas dalam
pikiran saya cuma nama pendirinya, yaitu Zoroaster yang memulai agamanya
di Iran ribuan tahun silam. Tetapi soal inti ajarannya? Saya buta!
Karena itu, saya berdialog dengan Khambatta. Saya ingin tahu.<br /> <br /> “Our religion teaches us to be good person,” kata Khambatta. Artinya, agama kami mengajar kami untuk menjadi orang baik.<br /> <br />
Menjadi orang baik! Itulah titik tolaknya. Lantas dalam hidup
sehari-hari agama Zarathustra merealisasikannya dalam good thoughts
(berpikir baik), good words (berkata baik) dan good deeds (berbuat
baik).<br /> <br /> Falsafahnya sangat sederhana. Seandainya semua orang
memiliki falsafah seperti itu, tentu dunia akan jadi lain. Dunia ini
akan menjadi tempat manusia memanen damai, kasih, persaudaraan sejati.
Bukan badai kekacauan seperti yang sudah, sedang dan akan kita alami dan
kita saksikan dalam hidup kita sehari-hari. Tentu dunia ini akan selalu
diwarnai oleh suasana hidup yang saling menghormati. Hak-hak asasi
manusia sungguh-sungguh dihargai. Tidak perlu lagi ada diskriminasi
terhadap suku, agama, dan ras atau etnis tertentu. Semua hidup dalam
damai.<br /> <br /> “Most of all, we have to love each other,” kata
Khambatta. Artinya, yang terpenting adalah kita mesti saling mengasihi.
Bukankah ini sungguh-sungguh indah?<br /> <br /> Untuk merealisasikan kasih
itu, Khambatta, yang mengaku sebagai pendeta part time karena jumlah
umat Zarathustra di Singapura sangat sedikit (202 orang), memberi makan
kepada kaum fakir miskin yang datang ke restorannya di Jalan Orchard
391, Singapura.<br /> <br /> Kasih! Satu kata inilah yang mesti menjadi
pegangan hidup setiap orang yang beriman kepada Tuhan. Kiranya setiap
agama dan kepercayaan mengajarkan tentang kasih. Kasih menjadi andalan
utama setiap agama dan kepercayaan. Kasih ini menjadi jimat kita orang
beriman. Karena ketika orang mengingkari kasih, yang terjadi justru
kegalauan. Ketika mata manusia terkatup rapat karena benci, iri hati
kehancuranlah yang ditemukan. Pengampunan tidak terjadi dalam kehidupan
ini kalau orang mengabaikan kasih kepada sesamanya.<br /> <br /> St Paulus
berkata, “Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku,
bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak
mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya.”<br /> <br /> Apa artinya
ungkapan ini bagi orang beriman? Artinya, kasih itu mesti menjadi nyata
dalam hidup sehari-hari. Kasih itu diungkapkan dalam perbuatan nyata
seperti rela mengampuni yang bersalah, tidak cemburu, ramah terhadap
sesama, memberikan pertolongan kepada yang berkesusahan dan masih banyak
lagi perbuatan baik lainnya. Kalau hal-hal ini terjadi dalam hidup yang
nyata, dunia ini menjadi tempat yang aman untuk dihuni. Lingkungan di
mana kita hidup dipenuhi dengan suasana yang menyenangkan.<br /> <br /> Mari
kita mempraktekkan kasih itu dalam hidup sehari-hari. Dengan demikian
hidup kita menjadi lebih bermakna bagi hidup semua orang. Tuhan
memberkati. **<br /> <br /> <br /> <br /> Frans de Sales, SCJ<br /> <br /> sumber : <a href="http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/04/kasih-itu-sumber-hidup-manusia.html" rel="nofollow nofollow" target="_blank"><span>http://</span><span class="word_break"></span><span>inspirasi-renunganpagi.blog</span></a><a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a><span class="word_break"></span><span>spot.com/2010/04/</span><span class="word_break"></span><span>kasih-itu-sumber-hidup-manu</span><span class="word_break"></span>sia.html<a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a><span class="fcg"></span>Inspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-677438296991213412012-01-09T00:24:00.000-08:002012-01-09T00:24:36.615-08:00Menjadi Pelopor Perdamaian<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioWaWR8u2v34DDrBUnjXq9U24XmcxMookcy4ouoxKcKPiTCwydbB8QDY9uGhhhlXSThEkvTzLy725MAlI8h_BoGv3gbnoofcVPAlaD1GVstKv3wzC7cyoU2nBHZMHX8lbU5NymFdHmj5lt/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioWaWR8u2v34DDrBUnjXq9U24XmcxMookcy4ouoxKcKPiTCwydbB8QDY9uGhhhlXSThEkvTzLy725MAlI8h_BoGv3gbnoofcVPAlaD1GVstKv3wzC7cyoU2nBHZMHX8lbU5NymFdHmj5lt/s1600/images.jpg" /></a></div>
<b>Menjadi Pelopor Perdamaian</b><br /> <br /> <br /> <br /> <br /> Suatu hari seorang
anak kecil berdoa dengan sangat khusyuk di dalam rumah ibadat. Matanya
berkaca-kaca. Ia berdoa, “Tuhan, Hatiku sedang galau saat ini. Begitu
banyak kekerasan yang terjadi. Banyak teman-temanku yang terkapar mati.
Mereka tidak berdosa, Tuhan. Tetapi kenapa mereka menjadi korban
kekerasan seperti perang, kekerasan dalam rumah tangga?”<br /> <br /> Anak
berusia sepuluh tahun ini berdoa demikian, karena setiap hari ia
mengikuti berita-berita TV dan membaca surat kabar yang terbit di
kotanya. Hatinya terasa perih, ketika ia menyaksikan setiap kekejaman
manusia terhadap sesamanya. Betapa tidak, ada anak yang dibunuh oleh
orangtuanya seperti sedang sembelih ayam. Ada lagi anak-anak yang mati
karena serangan para tentara di Irak atau bom bunuh diri di Pakistan.<br /> <br />
“Tuhan, aku takut kalau dunia ini semakin menjadi tempat pembantaian
terhadap teman-temanku. Mungkin aku juga dapat menjadi sasaran
tangan-tangan yang haus darah. Aku takut, Tuhan,” doa anak itu lagi.<br /> <br />
Ketakutan anak itu memang beralasan. Setiap saat kita dapat menyaksikan
kekejaman yang terjadi di seantero dunia ini. Seolah-olah dunia ini
bukan lagi menjadi tempat yang aman bagi langkah-langkah manusia.
Mengapa semua ini bisa terjadi?<br /> <br /> Salah satu sebab terjadinya
peristiwa-peristiwa keji itu adalah hati manusia yang egois. Manusia
hanya mengutamakan kepentingan diri sendiri. Padahal manusia itu makhluk
sosial yang mesti hidup berdampingan secara selaras dengan sesamanya.
Melukai hati sesama berarti melukai diri sendiri. Padahal Tuhan selalu
mengasihi seluruh ciptaanNya. Ia menghendaki ciptaanNya tidak menderita.<br /> <br />
Karena itu, sebagai orang yang beriman kepada Tuhan, kita semua diajak
untuk menghentikan kekerasan dalam bentuk apa pun. Untuk itu, kita mesti
mulai dari diri kita sendiri. Kita membuka hati kita untuk kasih Tuhan
yang begitu besar kepada kita. Kita biarkan kasih Tuhan itu bekerja di
dalam diri kita. Mengapa demikian? Karena kasih merupakan inti hidup
manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa kasih.<br /> <br /> Sebagai orang
beriman, kita mesti mengandalkan kasih itu bagi hidup kita sehari-hari.
Tuhan mengasihi semua orang yang memiliki hasrat baik bagi kehidupan.
Untuk itu, kita mulai dari diri kita sendiri. Kita mau mengasihi orang
yang dekat dengan kita. Kita mau memberantas kejahatan dan kekerasan
yang terjadi di sekitar kita. Dengan demikian, kita dapat menciptakan
suatu hidup yang damai dengan semua orang di sekitar kita.<br /> <br />
Damai itu akan terjadi kalau kita memiliki niat baik untuk keselamatan
seluruh ciptaan Tuhan. Siapkah kita menjadi pelopor-pelopor perdamaian
di dunia ini?<br /> <br /> Setiap hari kita mengalami begitu banyak hal baik
bagi diri kita. Ada begitu banyak perhatian dari orang-orang di sekitar
kita bagi hidup kita. Karena itu, kita ingin mensyukurinya. Kita
berharap, Tuhan yang mahapengasih dan penyayang itu senantiasa menyertai
kita. Tuhan memberkati. **<br /> <br /> <br /> <br /> Frans de Sales, SCJ<br /> <br /> sumber : <a href="http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/04/menjadi-pelopor-perdamaian.html" rel="nofollow nofollow" target="_blank"><span>http://</span><span class="word_break"></span><span>inspirasi-renunganpagi.blog</span></a><a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a><span class="word_break"></span><span>spot.com/2010/04/</span><a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a><span class="word_break"></span><span>menjadi-pelopor-perdamaian.</span><span class="word_break"></span>html<a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a>Inspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-56324168449115456962012-01-06T00:17:00.000-08:002012-01-06T00:17:31.413-08:00Belajar dari Pengalaman Hidup<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhibGVT0mOUWKLcXztl4kpS6jB3U7uvtbuHLYeRm30tdgwY6jH_ZCHpWWLC6rrIpBCBO3imn1RiiUEpqoL7q1qNI8tDtK2AJZe-5rgVZC9213dX1DPNp_oHrb56RaAFRMhhIJsVLwhvMaoy/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhibGVT0mOUWKLcXztl4kpS6jB3U7uvtbuHLYeRm30tdgwY6jH_ZCHpWWLC6rrIpBCBO3imn1RiiUEpqoL7q1qNI8tDtK2AJZe-5rgVZC9213dX1DPNp_oHrb56RaAFRMhhIJsVLwhvMaoy/s1600/images.jpg" /></a></div>
<b>Belajar dari Pengalaman Hidup</b><br /> <br /> <br /> Suatu hari seorang teman
mengunjungi saya. Sudah lama sekali kami tidak berjumpa. Karena itu,
kami mencurahkan rasa rindu kami dengan obrolan-obrolan masa lalu. Topik
pembicaraan yang paling dominan dalam pembicaraan itu tentang live in
di Solo, Jawa Tengah. Dalam live in itu, kami tinggal bersama suatu
masyarakat dalam waktu yang tidak lama. Tujuan live ini adalah merasakan
dan mengalami cara hidup warga setempat.<br /> <br /> Ia mengenang kembali saat-saat, ketika ia bersama seorang tukang sampah (betulan) mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah.<br /> <br /> “Apa komentar warga waktu itu?”tanya teman saya itu, mengingatkan saya.<br /> <br /> “Ada yang kasihan sama kita. Ada yang bilang, orang bersih-bersih gitu kok mau jadi tukang sampah,” kata saya.<br /> <br />
Teman saya itu tertawa terkekeh-kekeh. Memang, kebanyakan warga kurang
begitu mengenal para tukang sampah (betulan) yang hampir setiap hari
berkeliling itu. Karena itu, mereka pun tidak tahu, kalau ada sejumlah
mahasiswa yang sedang live in alias merasakan kehidupan nyata bersama
orang-orang kecil. Ketidaktahuan warga itu menjadi sesuatu yang sangat
diharapkan. Mengapa? Karena kalau warga sudah tahu identitas para
mahasiswa itu, sudah dapat dipastikan bahwa mereka tidak tega melihat
para mahasiswa itu berlepotan kotoran sampah yang berasal dari rumah
mereka.<br /> <br /> “Saya merasakan bahwa pengalaman live in itu sesuatu
yang berguna bagi persiapan saya untuk menjadi seorang pemimpin. Sayang,
saya tidak menjadi pemimpin besar di masyarakat. Tetapi toh pengalaman
seperti itu tetap saya bawa hingga kini. Saya menjadi lebih peduli
terhadap mereka yang kurang mampu,” kata teman saya yang kini sudah
menjadi seorang bapak keluarga dengan dua orang anak ini.<br /> <br />
Pengalaman hidup sehari-hari sering menjadi guru yang sangat berharga
dalam mendidik seseorang memaknai hidup ini. Para pemimpin yang pernah
mengalami hal ini akan memperhatikan rakyat yang mereka pimpin.
Pengalaman live in itu sesuatu yang sangat berharga dalam proses
pembinaan mereka.<br /> <br /> Gunungan sampah yang pernah mereka sentuh
dapat mengajari mereka bahwa ada warna-warni kehidupan yang mesti mereka
jamah dan alami. Kehidupan ini tidak hanya riak-riak kecil nan biasa
yang mengalir begitu saja. Kehidupan ini ternyata memiliki suatu makna
perjuangan, kalau itu didalami sungguh-sungguh.<br /> <br /> Pengalaman ini
tentu akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam perjalanan hidup
seorang pemimpin. Presiden Sukarno banyak ditempa oleh perjumpaan dengan
masyarakat kecil. Ketika ia dibuang di berbagai tempat di Tanah Air, ia
belajar banyak dari mereka. Ia menjadi seorang pemimpin yang sangat
peduli terhadap masyarakat yang dipimpinnya. Karena itu, perjuangannya
untuk kemerdekaan bangsa ini merupakan suatu perjuangan yang total.
Sebagai orang beriman, apakah kita juga berjuang secara total untuk
kebahagiaan sesama kita? Ataukah kita masih hanya berkutat dengan diri
kita sendiri? Tuhan memberkati. **<br /> <br /> <br /> <br /> Frans de Sales, SCJ<br /> <br /> sumber : <a href="http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/04/belajar-dari-pengalaman-hidup.html" rel="nofollow nofollow" target="_blank"><span>http://</span><span class="word_break"></span><span>inspirasi-renunganpagi.blog</span></a><a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a><span class="word_break"></span><span>spot.com/2010/04/</span><span class="word_break"></span><span>belajar-dari-pengalaman-hid</span><span class="word_break"></span>up.htmlInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-29864497639007913512011-12-29T23:55:00.000-08:002011-12-29T23:55:16.103-08:00Jumat,30 Desember 2011~Pentingnya Pertobatan<h6 class="uiStreamMessage">
Pentingnya Pertobatan<br /> <br /> </h6>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0r0xXjt24R-L4LEf65KdQ2RsuTjTM9Jm7Yg4l5nIkBmlAvKnizIpsQC_yFWXCMQ-UTeXey-7sExkBNnLD4EeYA0J2tsv-MIeApKULeC7oPjp95CfhWg-7Rr_3cM4BeHQjL8eJ8yVqiquy/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0r0xXjt24R-L4LEf65KdQ2RsuTjTM9Jm7Yg4l5nIkBmlAvKnizIpsQC_yFWXCMQ-UTeXey-7sExkBNnLD4EeYA0J2tsv-MIeApKULeC7oPjp95CfhWg-7Rr_3cM4BeHQjL8eJ8yVqiquy/s1600/images.jpg" /></a></div>
<h6 class="uiStreamMessage">
<br /> Beberapa tahun lalu seorang pembunuh
akan dihukum mati di salah satu negara bagian di Amerika Serikat yang
memberlakukan hukuman mati. Kakak dari pembunuh itu, yang pernah berjasa
besar bagi negara, memohon kepada gubernur negara bagian untuk
mengampuni adiknya itu.<br /> <br /> Permohonannya dikabulkan. Lantas ia
mengunjungi saudaranya di penjara dengan surat pengampunan di sakunya.
Setelah diijinkan untuk menemui adiknya, ia bertanya, “Apa yang akan
kamu lakukan, jika kamu menerima pengampunan?”<br /> <br /> Tanpa basa-basi,
adiknya itu menjawab, “Hal pertama yang akan saya lakukan adalah
melacak hakim yang menghukum saya. Kalau sudah ketemu, saya akan
membunuhnya.”<br /> <br /> Kakaknya terkejut, katanya, “Kamu sudah gila!”<br /> <br />
Adiknya tidak peduli dengan kata-kata kakaknya. Ia melanjutkan, “Hal
kedua adalah saya akan melacak saksi-saksi yang memberatkan saya. Kalau
sudah ketemu, saya akan membunuh mereka juga.”<br /> <br /> Kakaknya tidak
bisa mengerti ungkapan hati adiknya. Serentak ia berdiri lalu
meninggalkan ruangan sel itu dengan surat pengampunan di sakunya.<br /> <br />
Apakah yang jahat selalu jahat? Semestinya tidak. Orang jahat bisa
menjadi orang baik, kalau ia bertobat. Kalau ia mengakui semua kejahatan
yang pernah dilakukannya dan mau kembali ke jalan yang benar. Tetapi
pembunuh dalam kisah di atas tetap memendam kebencian di dalam hatinya.
Ia merasa bahwa orang yang berlaku tidak adil terhadapnya mesti
dilenyapkan. Padahal seandainya ia mau bertobat, ia tidak perlu
mendapatkan hukuman mati. Ia dapat bebas dan melanjutkan hidup ini
secara normal.<br /> <br /> Seringkali dendam itu terjadi karena orang
dikuasai oleh emosi yang tidak tertahankan. Emosi seperti ini dapat
membawa bencana bagi hidup sendiri dan bagi hidup banyak orang. Karena
itu, orang mesti menyadari bahwa ketika ia sedang dilanda emosi, ia
mesti hati-hati. Ia tidak boleh mengambil keputusan dalam keadaan
seperti itu. Setiap keputusan yang diambil ketika orang dikuasai oleh
emosi akan berakibat fatal bagi hidupnya.<br /> <br /> Sebenarnya emosi
dalam diri kita itu bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat positif
bagi hidup kita. Pertama-tama orang mesti berusaha meredam emosinya dan
mengalihkannya ke sesuatu yang bersifat positif. Dengan demikian orang
akan menghasilkan sesuatu yang baik bagi hidupnya.<br /> <br /> Emosi yang
diolah itu akan membawa keuntungan-keuntungan bagi hidup bersama juga.
Orang tidak mudah membalas dendam terhadap orang yang melakukan
kesalahan terhadapnya. Orang mudah untuk memaafkan sesamanya. Orang juga
mudah untuk bertobat atas segala perbuatan jeleknya terhadap sesama.<br /> <br />
Setiap hari kita selalu menimba kebaikan-kebaikan dari sesama. Mari
kita bawa semua kebaikan itu dalam hidup ini. Kita tetap membuka hati
kita terhadap Tuhan yang begitu mengasihi kita. Tuhan memberkati. **<br /> <br /> <br /> <br /> Frans de Sales, SCJ<br /> <br /> sumber: <a href="http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/04/pentingnya-pertobatan.html" rel="nofollow nofollow" target="_blank"><span>http://</span><span class="word_break"></span><span>inspirasi-renunganpagi.blog</span></a><a href="" id="avg_ls_anch" style="background: none repeat scroll 0pt 0pt transparent; display: none;"><img id="avg_ls_image" src="chrome://searchshield/content/clock12.png" style="border: medium none; display: none; margin: 0pt; padding: 0pt 3px; width: 12px;" /></a><span class="word_break"></span><span>spot.com/2010/04/</span><span class="word_break"></span>pentingnya-pertobatan.html</h6>Inspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-59254869326050180892011-12-29T01:04:00.001-08:002011-12-29T01:04:22.228-08:0029 Desember 2011~ Kebersihan Itu Bagian dari Iman<strong> Kebersihan Itu Bagian dari Iman </strong><br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-c.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/397638_270781132977927_131068706949171_747433_1897904573_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
<br />
Suatu
hari mata saya terhenyak oleh sebuah kalimat yang sangat indah.
Kalimat itu berbunyi, “Kebersihan itu bagian dari iman”. Yang membuat
saya kaget adalah kalimat itu terpampang di atas tumpukan sampah yang
menggunung. Padahal tempat itu bukan untuk membuang sampah. Tetapi
warga sekitar selalu membuang sampah di tempat itu. Akibatnya, petugas
sampah kota tidak mau mengambilnya. Lama-kelamaan sampah itu kian
menggunung dan mengeluarkan bau busuk.<br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/393576_270781709644536_131068706949171_747441_514820395_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Promosi
tentang kebersihan lingkungan seperti ini memang sangat baik. Soalnya
adalah kesadaran masyarakat yang masih rendah tentang kebersihan.
Akibatnya, masyarakat tidak peduli bahwa kebersihan itu bagian dari
hidup yang tidak boleh diabaikan. Kalau lingkungan kotor, hidup menjadi
tidak aman. Penyakit mudah menyerang warga. Akibat lanjutnya adalah
biaya untuk kesehatan semakin tinggi. Padahal kalau membuang sampah
pada tempat yang sudah ditentukan akan membantu kebersihan kota dan
lingkungan sekitar.<br />
<br />
Ada tiga hal yang menyebabkan orang
membuang sampah tidak pada tempat yang ditentukan. Pertama, kurangnya
kesadaran orang tentang hidup sehat. Yang penting adalah dapat makan
sehari tiga kali dan kebutuhan-kebutuhan lain terpenuhi. Soal hidup
sehat, nanti dulu. Kalau sudah mengalami sakit atau menderita suatu
penyakit orang lalu mulai sadar betapa pentingnya kesehatan.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/409205_270781802977860_131068706949171_747442_1824896515_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Kedua,
ada orang yang mau cari gampang saja. Orang seperti ini biasanya malas
untuk pergi jauh-jauh sambil membawa sampah. Lebih baik buang di dekat
rumahnya saja. Mental cari gampang ini menumbuhkan ketidakpedulian
terhadap sesama di sekitarnya. Yang penting bagi dia adalah dia sehat
dan tidak kekurangan sesuatu apa pun. Kesadaran bahwa ia hidup bersama
orang lain dalam masyarakat itu sangat rendah.<br />
<br />
Ketiga,
ada orang yang memiliki egoisme yang tinggi. Egoisme biasanya menguasai
orang ini, sehingga prinsipnya adalah asal dia tidak mendapat masalah
dengan persoalan sampah. Orang ini biasanya menghindar kalau masyarakat
berbicara tentang hidup sehat di lingkungan. Ia akan mencari berbagai
alasan yang membenarkan dirinya.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-a.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/390047_270781869644520_131068706949171_747445_1525440686_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Apa
yang bisa kita buat untuk mengatasi persoalan kebersihan? Iklan atau
promosi tentang kebersihan seperti kalimat di atas adalah salah satu
usaha yang sangat tepat. Kalimat ‘Kebersihan adalah bagian dari iman’
akan terus-menerus mengingatkan orang bahwa hidup manusia tidak terlepas
dari kebersihan. Orang yang beriman kepada Tuhan itu mesti menghayati
slogan ini dalam hidupnya.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/380560_270781992977841_131068706949171_747447_506074543_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Percuma
ia beriman kepada Tuhan, tetapi ia masih dipenuhi dengan kurangnya
kesadaran tentang hidup sehat. Kata orang, kebersihan dari wajah
seseorang itu cerminan kebersihan jiwanya. Iman itu menjadi kurang
berguna, kalau orang hanya mau cari gampang untuk dirinya sendiri saja.
Orang yang beriman itu mesti berani berkorban untuk kehidupan yang
lebih luas. Orang yang beriman itu berani bersusah payah demi
kesejahteraan banyak orang. Percuma orang beriman kepada Tuhan, kalau
egoisme selalu menguasai dirinya. Orang yang dikuasai oleh egoisme
biasanya tidak bisa mencintai sesamanya. Ia hanya mencari keuntungan
bagi dirinya sendiri.<br />
<br />
Setiap hari mengalami berbagai hal
yang begitu indah bagi hidup kita. Kita syukuri itu sebagai anugerah
Tuhan bagi kita. Kita bawa semua itu dalam hidup ini. Kita juga mohon
agar Tuhan senantiasa membersihkan hati kita dari egoisme kita. Tuhan
memberkati. **<br />
<br />
<br />
Frans de Sales, SCJ<br />
<br />
sumber : http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/04/kebersihan-itu-bagian-dari-iman.htmlInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-18397194885874543892011-12-22T00:15:00.001-08:002011-12-22T00:15:27.785-08:0022 Desember 2011~Mensyukuri Kasih Seorang Ibu<strong> Mensyukuri Kasih Seorang Ibu </strong><br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/389415_266292570093450_131068706949171_732593_1135280500_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
<br />
Ibu
saya suka sekali membuat minyak goreng dari santan kelapa. Suatu
siang, ketika pulang dari sekolah, saya mencari-cari ibu saya. Saya
mencarinya di dapur, tetapi dia tidak ada di sana. Padahal saya sudah
lapar sekali. Yang saya temui di dapur adalah sebuah wajan penuh santan
kelapa di atas tungku dengan api yang bernyala. Tiba-tiba saya
mengambil kayu bakar yang ada di sebelah tungku lalu memperbaiki api
yang tidak sempurna nyalanya.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-g.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/392158_266292616760112_131068706949171_732594_376627027_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Apa
yang terjadi kemudian? Wajan itu terguling. Santannya tumpah
menggenangi dapur itu. Ibu saya yang mendengar bunyi wajan yang jatuh,
cepat-cepat mendatangi dapur. Dengan wajah yang sedih ia menatap wajah
saya yang ketakutan. Setelah beberapa saat ia memeluk saya. “Tidak
apa-apa, nak. Tidak usah takut. Ibu tidak marah padamu,” bisik ibu
saya.<br />
<br />
Saya merasakan kehangatan pengampunan dari seorang
ibu. Kasihnya begitu tulus. Meski anaknya melakukan kesalahan, ia tidak
peduli. Yang dia punyai hanyalah kasih yang mampu memaafkan kesalahan
anaknya.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-c.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/401128_266292686760105_131068706949171_732596_1621105996_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Meski
begitu, dalam hati saya tetap merasa bersalah. Siang itu juga, setelah
makan siang, saya pergi ke kebun untuk mengambil kelapa. Saya ingin
mengganti santan yang sudah hilang lenyap itu. Sekitar satu jam
kemudian saya pulang membawa enam buah kelapa, ibu malahan mencemaskan
saya. Ia berkata, “Mengapa kamu lakukan ini? Kalau kamu jatuh dari
pohon kelapa, bagaimana? Yang sudah terjadi, terjadilah. Ibu tidak
ingin kamu mengganti santan yang sudah tumpah itu.”<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/387260_266292750093432_131068706949171_732597_2063458826_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Saya
kembali merasakan besarnya kasih seorang ibu. Saya menatap wajah itu
saya dalam-dalam. Air mata membasahi wajah saya sebagai ungkapan
keterharuan saya atas kasih ibu saya. Saya pun memeluknya dan menangis
dalam pelukannya.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/409393_266292816760092_131068706949171_732598_220524430_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Pernahkah
Anda mengalami kasih seorang ibu yang sedemikian besar? Saya kira
setiap ibu yang normal akan memiliki kasih yang besar kepada
anak-anaknya. Ia tidak menghitung untung atau rugi dalam mengungkapkan
kasih sayangnya. Meski anaknya melakukan suatu kesalahan yang fatal, ia
tetap mengasihinya. Sebab hanya kasihlah yang ia miliki. Seorang ibu
yang baik tidak memiliki rasa benci terhadap buah hatinya yang pernah
tinggal di dalam rahimnya.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/397164_266292866760087_131068706949171_732599_1705527636_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Karena
itu, kita patut bersyukur memiliki ibu yang mempunyai kasih yang besar
kepada kita. Hidup seorang ibu selalu dibaktikan untuk anak-anak yang
dilahirkannya. Seorang ibu rela menderita bagi hidup anak-anaknya.
Ketika hidung seorang anaknya tersumbat, seorang ibu rela menyedot
cairan yang menyumbat hidung anaknya dengan mulutnya. Ia melakukannya
dengan penuh kasih sayang. Yang ia miliki hanyalah kasih yang tulus
bagi anak-anaknya.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/398770_266292936760080_131068706949171_732600_2078492774_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Sepanjang
hidup ini kita telah mengalami kasih sayang yang begitu besar dari ibu
atau orang-orang yang dekat dengan kita. Itu adalah rahmat Tuhan yang
boleh kita alami bagi hidup kita. Tetapi kita juga dituntut untuk
membagikan pengalaman kasih itu kepada sesama yang kita jumpai. Tuhan
memberkati. **<br />
<br />
<br />
Frans de Sales, SCJ<br />
<br />
<br />
sumber : http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/04/mensyukuri-kasih-seorang-ibu.htmlInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-68318695789649472192011-12-06T00:19:00.001-08:002011-12-06T00:19:11.039-08:006 Desember 2011~Berani Berbuat Kesalahan<strong> Berani Berbuat Kesalahan </strong><br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-g.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/392033_257563417633032_131068706949171_709069_1155842447_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Winston
Churchill tidak pernah takut membuat kesalahan. Padahal ia seorang
pemimpin terkenal Inggris di Perang Dunia II. Karena itu, kalau ada
keputusan yang salah, pasti berakibat sangat luas bagi kehidupan
manusia. Tetapi Winston tidak takut melakukan kesalahan. Ketika dia
membuat kesalahan, dia mencoba menyelesaikannya sekali lagi.<br />
<br />
Seseorang
pernah bertanya kepadanya, “Tuan Winston, pengalaman apa di sekolah
yang paling mempersiapkan Anda, sehingga bisa membawa Inggris keluar
dari masa-masa yang paling gelap?”<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/393290_257563477633026_131068706949171_709070_1669971938_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
<br />
Dengan bangga, dia menjawab, “Ketika saya menghabiskan waktu dua tahun di kelas yang sama di sekolah lanjutan.”<br />
<br />
Orang itu bertanya lagi, “Apakah Anda gagal pada waktu itu?”<br />
<br />
Dengan tegas Winston menjawab, “Tidak! Saya memiliki dua kali kesempatan untuk membuatnya benar.”<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/390151_257564134299627_131068706949171_709072_440892454_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
<br />
Banyak
orang takut melakukan kesalahan dalam hidup mereka. Orang mudah
menyerah pada apa yang mereka rasa gagal. Padahal apa yang kita sebut
sebagai kegagalan itu merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk
hidup kita.<br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/385512_257564234299617_131068706949171_709073_854227910_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Orang
yang takut melakukan kesalahan biasanya orang-orang tidak kreatif
dalam hidup mereka. Mereka adalah orang-orang yang menerima begitu saja
apa yang diberikan kepada mereka. Orang seperti ini biasanya hanya
menunggu perintah dari atasannya. Kalau mereka disuruh bekerja, baru
mereka mau bekerja.<br />
<br />
Orang yang tidak takut melakukan
kesalahan biasanya orang-orang yang berani melakukan inovasi-inovasi.
Biasanya mereka adalah orang-orang yang kreatif dalam hidup mereka.
Mereka tidak menunggu diperintah untuk melakukan suatu pekerjaan.
Bahkan mereka sendiri biasanya mengambil inisiatif untuk melakukan
hal-hal yang kemudian memberikan hasil yang sangat spektakuler.<br />
<br />
Biasanya
orang yang tidak takut melakukan kesalahan itu orang-orang yang
mempunyai keyakinan yang besar akan kuasa Tuhan. Mereka yakin bahwa
Tuhan yang mahapengampun dan mahakasih akan mengerti
kesalahan-kesalahan yang mereka buat. Karena itu, orang-orang seperti
ini biasanya juga memiliki suatu sikap penyerahan yang tinggi kepada
Tuhan yang mereka imani.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-c.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/377908_257564274299613_131068706949171_709074_2067458860_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Bagaimana
kita, orang-orang yang beriman kepada Tuhan? Beranikah kita melakukan
suatu perbuatan yang besar yang mungkin kita lewati dengan
kesalahan-kesalahan? Tuhan tetap setia membantu kita, kalau kita berani
melakukan hal-hal baik meski kita mesti lewati dengan
kesalahan-kesalahan. Tuhan memberkati. **<br />
<br />
<br />
Frans de Sales, SCJ<br />
<br />
sumber : http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/04/berani-berbuat-kesalahan.htmlInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-87796639413238773782011-12-02T00:24:00.001-08:002011-12-02T00:24:01.879-08:002 Desember 2011~Belajar dari Pengalaman<strong> Belajar dari Pengalaman </strong><br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-a.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/384535_254946654561375_131068706949171_703712_937630651_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Jonas
Salk, seorang ilmuwan besar dan penemu vaksin polio, adalah orang yang
tidak pernah merasa gagal. Padahal baru pada usahanya yang ke-201 ia
menemukan vaksin polio. Suatu hari seorang wartawan bertanya kepadanya,
“Bagaimana hasil luar biasa yang Anda capai yang bisa menghapus kata
polio dari perbendaharaan dunia kedokteran menyebabkan Anda memandang
200 kegagalan Anda sebelumnya?”<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-g.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/374658_254946687894705_131068706949171_703713_180161506_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Dengan
penuh percaya diri, Jonas menjawab, “Saya tidak pernah membuat 200
kegagalan di dalam hidup saya. Keluarga saya tidak pernah menganggapnya
sebagai kegagalan. Mereka menyebutnya pengalaman dan apa yang bisa
dipelajari dari pengalaman itu. Saya hanya membuat 201 penemuan. Saya
tidak akan berhasil menemukan vaksin polio tanpa 200 pengalaman
sebelumnya.”<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/379782_254946744561366_131068706949171_703714_1098372913_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Wartawan
itu berdecak kagum mendengarkan penjelasan Jonas. Dua ratus kegagalan
justru menjadi 200 pengalaman yang indah untuk menemukan sesuatu yang
sangat berguna bagi kehidupan manusia. Berkat 201 penemuan itu,
anak-anak diberi vaksin polio sejak dini, sehingga mereka tumbuh
menjadi anak-anak yang normal.<br />
<br />
Jarang kita menemukan
orang yang seoptimis Jonas. Ia merasa optimis, karena ia memiliki
keyakinan bahwa ilmu yang sedang ia dalami berguna untuk keselamatan
umat manusia. Ia merasa bertanggung jawab atas generasi penerus bangsa
manusia di muka bumi ini. Karena itu, ia mengerahkan seluruh
kemampuannya untuk menemukan vaksin polio itu.<br />
<br />
Optimisme
itu tentu dibarengi juga oleh suatu kerja keras tanpa mengenal lelah.
Tidak ada kata gagal dalam kamus hidupnya. Yang ia lakukan adalah
bekerja dengan konsistensi yang tinggi. Ia terus-menerus membaktikan
diri bagi ilmu itu meski hasil yang akan ia peroleh masih samar-samar.<br />
<br />
Dalam
hidup ini orang mesti memiliki suatu optimisme. Hal ini akan memberi
semangat bagi seseorang untuk terus maju dalam usaha-usahanya untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Mengapa orang mudah putus asa ketika
suatu usaha belum menampakkan hasil yang diinginkan? Jawabannya adalah
orang kurang memiliki sikap optimis. Baru sekali coba, orang sudah
mengambil kesimpulan bahwa ia sudah gagal. Setiap percobaan itu tidak
dipandang sebagai pengalaman yang memberi sumbangan dalam usaha
mencapai tujuan yang diinginkan.<br />
<br />
Pengalaman Jonas Salk
mengajarkan kepada kita bahwa pengalaman-pengalaman itu adalah guru
yang terbaik. Pengalaman-pengalaman itu menjadi bekal langkah kita
selanjutnya untuk mencapai apa yang kita inginkan.<br />
<br />
Sebagai
orang beriman, kita tidak lupa menyertakan Tuhan dalam setiap usaha
kita. Tuhan memberikan semangat kepada kita untuk tetap berjuang dalam
hidup ini. Tuhan membantu kita dalam menggapai kesuksesan dalam hidup
kita. Karena itu, sambil berusaha kita mesti memasrahkan seluruh hidup
kita kepada Tuhan. Dialah penyelenggara hidup ini bagi kita. Tuhan
memberkati. **<br />
<br />
<br />
Frans de Sales, SCJ<br />
<br />
<br />
sumber : http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/04/belajar-dari-pengalaman.htmlInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-89585626968556533392011-11-29T00:19:00.001-08:002011-11-29T00:19:49.571-08:0029 November 2011~Berjuang untuk Lebih Baik<strong> Berjuang untuk Lebih Baik </strong><br />
<br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/393302_253398401382867_131068706949171_700032_2043772669_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Suatu
sore seorang bapak berjalan-jalan dengan anaknya di tepi sebuah kolam
di belakang rumah mereka. Sambil memberi makan ikan-ikan di kolam itu,
anak itu bercerita kepada ayahnya. Menurutnya, akhir-akhir ini ia
bermimpi yang aneh-aneh. Mimpinya juga bermacam-macam. Salah satunya ia
bermimpi tentang pertarungan dua ekor anjing. Anehnya, dua ekor anjing
itu bertarung di dalam dirinya.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/387523_253398458049528_131068706949171_700033_1813758489_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Anak
itu bercerita, “Dua ekor anjing itu memiliki mata yang tajam. Gigi
mereka runcing-runcing. Kuku-kuku mereka sangat kuat. Mereka saling
menerkam. Keduanya berusaha memenangkan perkelahian itu.”<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/311306_253398518049522_131068706949171_700034_974701601_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Ia
melanjutkan, “Anjing pertama tampak baik dan tenang. Tetapi anjing
yang kedua sangat ganas dan menakutkan. Ia meraung-raung dan menerkam
anjing yang pertama dengan sangat kejam. Apa maksud mimpi ini ayah?
Apakah ini gambaran dari sifat-sifat yang ada dalam diri saya?”<br />
<br />
Ayahnya
menatap wajah anaknya. Ia menganggukkan kepala lalu berkata,
“Hati-hatilah, anakku. Dalam hidup ini kamu akan selalu berada di bawah
bayang-bayang dua hal ini, yaitu yang baik dan yang jahat.”<br />
<br />
“Lalu anjing mana yang akan menjadi pemenangnya, ayah?” tanya anak itu.<br />
<br />
Tanpa
pikir panjang ayahnya menjawab, “Pemenangnya adalah yang paling banyak
kamu beri makan. Seperti ikan-ikan kita, yang mendapatkan makanan yang
banyak akan bertumbuh lebih baik.”<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-c.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/385135_253398554716185_131068706949171_700035_549857783_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Hidup
kita ini seperti suatu pertarungan. Kita selalu bergumul dengan
berbagai hal yang membentuk kepribadian kita. Kalau kita berada di
dalam suatu lingkungan yang baik dan kondusif untuk pertumbuhan hidup
kita, kita juga akan bertumbuh dengan baik. Tetapi bisa juga lingkungan
yang kurang baik dan kurang kondusif bisa dipakai untuk pertumbuhan
kepribadian kita. Ini tergantung dari orang yang bersangkutan yang
mampu memilah mana yang baik yang dapat ia gunakan untuk pertumbuhan
kepribadiannya.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-a.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/166926_253398614716179_131068706949171_700036_1957458903_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Seringkali
manusia tunduk kepada sifat-sifat jelek yang ada dalam dirinya.
Misalnya, ada orang yang mudah sekali dikuasai oleh iri hati, marah dan
egoisme. Orang seperti ini mesti bertanya diri, mengapa hal ini bisa
terjadi atas dirinya? Mengapa ia mudah sekali dikuasai oleh hal-hal ini?
Bukankah iri hati terhadap orang yang sukses hanya membuat diri orang
terjerumus ke dalam pikiran-pikiran negatif tentang orang lain?
Bukankah lebih baik belajar dari kesuksesan orang lain untuk memajukan
diri sendiri?<br />
<br />
Karena itu, sebagai orang beriman, kita
perlu membangun sikap menumbuhkan hal-hal baik dalam diri kita. Untuk
itu, iri hati, marah dan egoisme mesti mampu kita singkirkan dari dalam
diri kita. Dengan begitu, kita mampu menjadi orang-orang yang kuat
dalam menghadapi arus jaman yang seringkali menyesatkan manusia ini.<br />
<br />
Setiap
hari kita mengalami begitu banyak hal, baik yang jelek maupun yang
baik. Pengalaman yang kurang baik bisa kita gunakan untuk introspeksi
diri. Pengalaman-pengalaman yang baik kita gunakan untuk membangun
kepribadian yang lebih baik. Mari kita bawa semua pengalaman hidup kita
itu kepada Tuhan. Dengan demikian, rahmat Tuhan senantiasa menyertai
kita dalam hidup kita. Tuhan memberkati. **<br />
<br />
<br />
Frans de Sales, SCJ<br />
<br />
sumber : http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/03/berjuang-untuk-lebih-baik.htmlInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-89659546529695182072011-11-28T00:15:00.001-08:002011-11-28T00:15:34.736-08:0028 November 2011~Menerima Kekurangan dalam Diri<strong> Menerima Kekurangan dalam Diri </strong><br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/308204_252855754770465_131068706949171_698966_1488360273_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Seorang
kepala negara berkembang menghadiri konferensi di sebuah negara maju.
Karena merasa terhina oleh kata-kata kepala negara tuan rumah yang
menyindir bahwa negaranya menyumbang pengangguran terbesar di dunia,
kepala negara tamu itu merasa sangat malu. Ia memanggil menteri tenaga
kerja yang dibawanya pada konferensi itu. Ia memintanya untuk mencari
seorang penganggur di kota di mana konferensi itu dilaksanakan.<br />
<br />
Ia berkata kepada menteri itu, “Biar saya bisa mempermalukan presiden sok hebat itu.”<br />
<br />
Menteri
tenaga kerja itu keluar dan berkeliling kota untuk mencari seorang
penganggur. Malam harinya dia menghadap presiden, “Pak, maaf. Saya belum
menemukan satu penganggur pun di negeri ini.”<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/377151_252855804770460_131068706949171_698967_2076291944_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Presiden itu marah besar. Lalu ia berkata, “Tolol! Cari lagi sampai dapat!” Wajahnya memerah.<br />
<br />
Besoknya,
menteri tenaga kerja itu kembali mencari penganggur, tetapi sia-sia.
Pada hari terakhir konferensi, sang presiden harap-harap cemas. Alangkah
leganya ketika menteri tenaga kerja berkata kepadanya, “Pak, akhirnya
saya menemukan seorang penganggur.”<br />
<br />
Dengan wajah berseri-seri, presiden itu berkata, “Cepat bawa ke sini. Biar kutunjukkan kepada presiden tuan rumah yang sok itu.”<br />
<br />
Tetapi dengan nada penuh penyesalan, menteri tenaga kerja itu berkata, “Tapi pak, penganggur itu seorang warga negara kita!”<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-g.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/380076_252855858103788_131068706949171_698968_1875120487_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Berani
mengakui kekurangan merupakan salah satu keutamaan dalam hidup
manusia. Dengan mengakui kekurangan, orang ingin memperbaiki hidup.
Orang tidak perlu takut dipermalukan oleh orang lain, karena kekurangan
yang ada pada dirinya. Justru orang mesti bersyukur bahwa masih ada
orang lain yang mampu melihat kekurangan yang pada dirinya. Hal ini
sebagai suatu pemacu semangat yang membantu orang untuk bertumbuh dan
berkembang dalam hidupnya.<br />
<br />
Karena itu, dibutuhkan suatu
kesadaran untuk menerima diri apa adanya. Orang tidak perlu memoles
kekurangan yang ada dalam dirinya dengan berbagai hal yang memberi
kesan hebat pada dirinya. Menutupi kekurangan dengan polesan-polesan
hanyalah membuat hidup semakin terjerumus ke dalam kesulitan baru.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-a.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/384763_252855898103784_131068706949171_698969_350210921_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Sebagai
orang beriman, kita diajak untuk tampil apa adanya. Orang yang
demikian akan mendapatkan perhatian dari Tuhan dan sesama. Orang yang
tidak menutup-nutupi kekurangan yang ada pada dirinya menunjukkan bahwa
ia seorang yang rendah hati. Ia terbuka untuk suatu kehidupan yang
lebih baik.<br />
<br />
Setiap hari ini kita mengalami berbagai hal
yang baik, meskipun kita banyak memiliki kekurangan. Kita bukan manusia
sempurna. Yang sudah sempurna itu sudah tidak hidup di dunia ini lagi.
Karena itu, kita ingin tetap bertumbuh dan berkembang melalui
kekurangan-kekurangan kita. Untuk itu, dibutuhkan suatu penyerahan
hidup kepada Tuhan yang menyenggarakan hidup ini bagi kita. Tuhan
memberkati. **<br />
<br />
<br />
Frans de Sales, SCJ<br />
<br />
sumber : http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/03/menerima-kekurangan-dalam-diri.htmlInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-68703202516030541262011-11-25T00:18:00.001-08:002011-11-25T00:18:21.266-08:0025 November 2011~Pentingnya Komitmen<strong> Pentingnya Komitmen </strong><br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-a.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/316331_251262301596477_131068706949171_694169_114306102_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
<br />
Sebuah
keluarga baru saja merayakan empat puluh tahun perkawinan mereka.
Mereka dikaruniai empat orang anak dengan sekian banyak cucu dan cicit
yang tersebar di berbagai tempat di Tanah Air. Pasangan suami istri ini
sangat berbahagia pada perayaan pesta empat puluh tahun perkawinan
mereka itu. Anak-anak yang sukses dalam pekerjaan dan cucu-cucu yang
juga mulai beranjak dewasa menjadi salah satu kebahagiaan pasangan suami
istri ini.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/308346_251262414929799_131068706949171_694172_704149052_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Kehidupan
keluarga ini selama empat puluh tahun tampak tidak ada masalah. Karena
itu, ketika ditanya tentang rahasia panjangnya usia perkawinan mereka,
sang suami menjawab, “Kami masing-masing setia pada komitmen kami.
Kami bertahan pada komitmen kami untuk saling mencintai sampai ajal
menjemput kami.”<br />
<br />
Sang suami mengaku bahwa dalam membangun
bahtera perkawinan itu juga terjadi persoalan-persoalan. Namun bagi
mereka, persoalan-persoalan itu menjadi kekuatan untuk tetap setia pada
komitmen untuk saling mencintai sampai ajal menjemput. Bagi suami
istri ini, persoalan-persoalan yang dihadapi itu menjadi tantangan bagi
mereka untuk membangun sebuah keluarga yang bahagia. Jadi mereka tidak
pernah melarikan diri dari persoalan-persoalan.<br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/380130_251262388263135_131068706949171_694171_2103513520_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Untuk
itu, pasangan suami istri mengaku membutuhkan semangat iman kepada
Tuhan. Menurut mereka, semangat iman itu telah menggerakkan mereka
untuk tetap setiap satu sama lain. Mereka mengalami bahwa selama usia
perkawinan mereka, Tuhan tetap menyertai mereka. Tuhan tidak pernah
meninggalkan mereka berjuang sendiri dalam untung dan malang. Karena
itu, berserah diri kepada Tuhan menjadi salah satu cara keluarga ini
menghayati hidup berkeluarga mereka.<br />
<br />
Kesetiaan pada
komitmen akan melestarikan suatu bangunan relasi yang telah dijalani
bertahun-tahun. Kesetiaan itu mesti ditampakkan dalam hidup yang nyata.
Untuk itu, orang mesti memiliki semangat kasih. Dalam kasih, orang
mampu untuk menerima sesama apa adanya. Orang tidak terlalu banyak
menuntut dari sesamanya secara berlebihan.<br />
<br />
Semangat kasih
ini mesti dikembangkan terus-menerus dalam hidup yang nyata, karena
hanya dengan demikian orang mampu setia satu sama lain. Ketidaksetiaan
itu bermula dari kurangnya semangat kasih. Kalau tidak ada kasih, orang
mudah menyalahkan dalam kehidupan bersama. Orang merasa diri selalu
benar dan menuntut orang lain untuk melakukan hal yang sama.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/379826_251262338263140_131068706949171_694170_1460155809_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Karena
itu, kasih mendorong siapa pun yang membangun relasi untuk tetap setia
pada komitmen yang telah dibuat. Pasangan suami istri, misalnya, mesti
tetap setia pada komitmen yang telah mereka buat. Kesetiaan itu akan
mampu membimbing mereka untuk saling mencintai sampai ajal menjemput
mereka. Tuhan memberkati. **<br />
<br />
<br />
Frans de Sales, SCJ<br />
<br />
<br />
sumber : http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/03/pentingnya-komitmen.htmlInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-88627962868528195222011-11-23T00:21:00.001-08:002011-11-23T00:21:19.768-08:0023 November 2011~Mengatasi Godaan<strong> Mengatasi Godaan </strong><br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-g.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/313659_250186285037412_131068706949171_691721_203242074_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Dalam
jaman konsumtif seperti sekarang ini, banyak orang mulai menyenangi
belanja. Apalagi kehadiran mall-mall sampai ke daerah-daerah membantu
tumbuhnya semangat berbelanja. Pasar-pasar tradisional mulai kehilangan
penggemarnya.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/388012_250186328370741_131068706949171_691722_1970998986_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Dengan
kondisi demikian tidak bisa dipungkiri bahwa ada orang yang mulai pula
dikuasi oleh semangat belanja itu. Belanja menjadi suatu gaya hidup
baru. Katanya, kalau tidak berbelanja bukan orang modern. Orang modern
itu orang yang suka berbelanja dan menikmati produk-produk modern.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-c.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/382692_250186405037400_131068706949171_691723_74367148_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Ada
seorang teman yang terjerumus ke dalam apa yang disebut sebagai
shopaholic, orang yang gila belanja. Kalau ia keluar negeri, ia akan
berangkat dengan dua koper besar. Masing-masing isinya tidak penuh. Di
sana ia akan berbelanja sebanyak-banyaknya. Hasilnya, dua koper itu
akhirnya penuh sesak dengan belanjaannya. Ketika dipersoalkan tentang
gaya hidupnya yang demikian, ia selalu menjawab, “Hidup itu mesti
dinikmati. Kan hidup di dunia ini hanya satu kali saja.” Akibatnya, ia
memiliki begitu banyak barang di rumahnya. Pakaiannya selalu baru
dengan harga yang mahal.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/316172_250186478370726_131068706949171_691724_196349652_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Namun
suatu ketika ia mulai sadar bahwa gaya hidup demikian tidak
menguntungkan bagi hidupnya. Tetapi untuk berhenti dari gaya hidup
seperti itu juga tidak mudah. Ia mesti berjuang. Dalam proses yang
cukup lama, ia berhasil keluar dari gaya hidup seperti itu. Ia tidak
lagi menjadi seorang shopaholic.<br />
<br />
“Syukurlah saya bisa
keluar dari gaya hidup seperti itu. Sekarang saya terbebas dari gaya
hidup hedonisme. Saya bisa memperhatikan orang-orang lain yang ada di
sekitar saya,” kata teman saya itu setelah ia benar-benar lepas dari
gaya hidup shopaholic.<br />
<br />
Di jaman modern ini banyak sekali
godaan yang mesti dihadapi. Bagi orang beriman, godaan-godaan itu
menjadi kesempatan bagi kita untuk meningkatkan penyerahan diri kepada
Tuhan. Kalau orang mau menyerahkan hidup kepada Tuhan dengan
mendekatkan diri terus-menerus kepadaNya, godaan-godaan dalam bentuk
apa pun bisa diatasi. Bahkan godaan-godaan itu bisa menjadi berkat bagi
hidup orang beriman.<br />
<br />
Godaan mengajar kita untuk waspada
terhadap berbagai tawaran dunia yang menarik. Kalau semua tawaran itu
ditelan begitu saja, hidup orang beriman lalu tidak memiliki nilai
apa-apa. Puasa yang dijalankan tidak akan bernilai sama sekali.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/375930_250186518370722_131068706949171_691725_995652942_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Karena
itu, godaan-godaan yang menarik dengan berbagai macam itu mesti
dihadapi dengan sikap setia kepada Tuhan. Bagaimana caranya? Caranya
adalah dengan setia mendengarkan kehendak Tuhan bagi hidup kita. Apa
yang Tuhan kehendaki bagi kita untuk kita perbuat pada hari ini? Nah,
kehendak Tuhan ini mesti kita temukan dalam hidup kita sehari-hari.
Tuhan ingin agar kita berbuat baik kepada semakin banyak orang yang
kita jumpai. Tuhan memberkati. **<br />
<br />
<br />
Frans de Sales, SCJ<br />
<br />
<br />
<br />
sumber : http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/03/mengatasi-godaan.htmlInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-89992070011492213422011-11-14T00:15:00.001-08:002011-11-14T00:15:32.043-08:00Senin,14 November 2011~Kita Butuh Teman<strong> Kita Butuh Teman </strong><br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/375934_245556092167098_131068706949171_679310_757645133_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Suatu
kali seorang yang baru menjadi penggemar ikan hias dari berbagai jenis
membeli akuarium kecil saja, karena rumahnya yang sempit. Sampai di
rumah, ia menempatkan akuarium itu di atas kulkas. Lantas berbagai jenis
ikan hias itu dia isi ke dalam akuarium itu.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/385005_245556155500425_131068706949171_679311_222087018_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Salah
satu ikan hias itu adalah ikan yang ganas. Ia mengejar dan menggigit
ikan-ikan yang lain. Ada yang mati, karena gigitan ikan yang ganas itu.
Akhirnya, orang itu memindahkan ikan ganas itu di sebuah toples yang
cukup besar. Ikan ganas itu hidup sendirian.<br />
<br />
Setiap kali
orang itu memberi makan ikan-ikan di akuarium, ia juga memberi makan
ikan yang ganas itu. Sayang, ikan ganas itu tidak berumur panjang.
Hanya dalam dua malam ia mati. Rupanya ikan itu stress karena tidak
punya teman.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/299822_245556205500420_131068706949171_679312_1551767983_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Dalam
hidup ini kita mesti mengakui kita butuh teman. Kita dilahirkan ke
dalam dunia sebagai makhluk sosial. Karena itu, orang tidak bisa
mengisolasi diri dalam dunianya sendiri. Orang yang demikian cepat atau
lambat akan mati dalam kesendiriannya. Ia tidak memiliki orang yang
bisa ia ajak bicara. Ia tidak memiliki orang yang bisa mendengarkan isi
hatinya. Akhirnya, ia akan seperti ikan ganas itu: mati dalam
kesendirian.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/373965_245556245500416_131068706949171_679313_1860894124_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Sebagai
makhluk sosial, kita memiliki fungsi-fungsi sosial terhadap
orang-orang di sekitar kita. Kita hidup bukan hanya untuk diri kita
sendiri. Kita juga hidup bagi sesama kita. Untuk itu, kita mesti
menyadari pentingnya kehadiran kita di tengah-tengah sesama kita. Kita
memiliki fungsi untuk memberi arti hidup bagi sesama kita. Ketika
sesama kita yang dekat mengalami penderitaan, kita menghiburnya. Kita
memberikan kekuatan kepadanya, sehingga ia dapat keluar dari
penderitaannya.<br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-a.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/379119_245556285500412_131068706949171_679314_989933980_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Teman
yang sejati adalah teman yang mampu menderita bersama temannya itu.
Menjadi sesama yang baik bagi orang lain berarti kita ingin menghayati
hidup kita sebagai makhluk sosial. Untuk itu, kita mesti berusaha untuk
menghidupi semangat persaudaraan. Dalam semangat ini kita menyadari
bahwa kita ini makhluk yang terbatas. Kita dapat hidup hanya dengan
bantuan sesama kita. Kita tidak bisa melanjutkan hidup ini tanpa bantuan
dari orang lain.<br />
<br />
Karena itu, mari kita menyadari bahwa
kita ini makhluk sosial yang hidup bukan hanya untuk diri kita sendiri.
Kita hidup untuk orang lain juga. Kita mendapatkan makna bagi hidup
kita berkat kehadiran sesama di sekitar kita. Dengan kesadaran seperti
ini, kita mampu saling memperkaya diri kita masing-masing. Tuhan
memberkati. **<br />
<br />
<br />
Frans de Sales, SCJ<br />
<br />
<br />
sumber :http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/03/kita-butuh-teman.htmlInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-45895145736187772352011-11-09T00:26:00.001-08:002011-11-09T00:26:19.683-08:00Rabu,9 November 2011~Berani Menghadapi Persoalan Hidup<strong> Berani Menghadapi Persoalan Hidup </strong><br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/376136_243007992421908_131068706949171_673550_1212648292_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
<br />
Suatu
hari seorang ibu rumah tangga tiba-tiba berhenti dari pekerjaannya.
Pasalnya, baru jam sepuluh pagi, bell rumah sudah berbunyi. Ia
cepat-cepat menuju pintu untuk membukakan pintu. Dalam pikirannya
terlintas berbagai pertanyaan. Mungkinkah ada seorang tamu dari jauh
yang datang berkunjung? Mungkinkah ada keluarga dari kampung yang ada
urusan di kota?<br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/310836_243008139088560_131068706949171_673551_245083888_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Pikiran-pikiran
itu tiba-tiba berhenti, ketika ia membuka pintu. Ternyata putranya
sendiri sedang berada di depan matanya. Padahal seharusnya putra
bungsunya itu sedang berada di sekolah. Apalagi anak yang baru berusia
tujuh tahun itu tidak pulang sendirian. Semestinya ada yang mengantar
atau ia sendiri menjemputnya.<br />
<br />
Ibu itu terheran-heran memandang wajah putranya yang kuyu. Setelah beberapa saat, ibu itu bertanya, “Ada apa denganmu?”<br />
<br />
“Saya berhenti sekolah, ma,” jawab putranya sambil melempar tas sekolahnya di atas meja.<br />
<br />
“Berhenti sekolah?” ibu itu bertanya lagi dengan nada suara yang tinggi. Ia sendiri sulit percaya dengan apa yang didengarnya.<br />
<br />
Anaknya
tidak peduli akan pertanyaannya. Ia langsung mencari permainannya.
Sebagai seorang ibu, ibu itu tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Ia
mesti bertindak demi masa depan anak bungsunya itu. Ia bertanya,
“Mengapa kamu berhenti sekolah?”<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/300356_243008225755218_131068706949171_673553_492556296_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Tanpa ragu-ragu anaknya menjawab, “Sekolah itu terlalu lama. Sekolah itu terlalu berat. Sekolah itu terlalu membosankan.”<br />
<br />
Ibu
itu semakin terheran-heran mendengar kata-kata anaknya. Ia menatap
wajah anaknya dalam-dalam, lalu berkata, “Nak, seperti itulah kehidupan.
Untuk mencapai cita-citamu, kamu harus berani menghadapi proses yang
lama, berat dan membosankan ini. Sekarang, ke garasi. Ibu akan
mengantarmu kembali ke sekolah.”<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-c.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/388280_243008269088547_131068706949171_673554_309094367_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Manusia
sering tergoda oleh hidup enak dan menyenangkan tanpa kerja keras.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena orang kurang memahami makna
kehidupan ini. Orang berpikir bahwa hidup ini bisa dilalui tanpa kerja
keras. Orang merasa bahwa orang bisa hidup dengan santai-santai.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/297232_243008395755201_131068706949171_673555_2040575093_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
<br />
Padahal
hidup ini dapat berjalan terus, kalau orang mampu memaknainya dengan
berani bekerja keras. Orang yang beriman mesti berani menghadapi hidup
ini meski ada berbagai tantangan yang menghadang di depannya. Orang
beriman itu orang yang mau menghadapi resiko kehidupan ini dengan penuh
iman pula.<br />
<br />
Karena itu, kita diajak untuk memaknai
kehidupan ini dengan berani menghadapi setiap persoalan yang kita
hadapi. Tuhan pasti memberi kita jalan, kalau kita mengikutsertakan
Tuhan dalam setiap persoalan hidup kita. Tuhan akan memberi kita
semangat untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hidup kita. Tuhan
tetap peduli terhadap kita. Tuhan memberkati. **<br />
<br />
<br />
Frans de Sales, SCJ<br />
<br />
<br />
sumber : http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/03/berani-menghadapi-persoalan-hidup.htmlInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7645040723793375443.post-48553823779785826152011-11-08T00:17:00.001-08:002011-11-08T00:18:16.425-08:00Selasa,8 November 2011~Mendandani Hidup Batin<strong> Mendandani Hidup Batin </strong><br />
<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/379381_242566012466106_131068706949171_672491_1243122863_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
Tukang
cet beberapa hari ini mengecet rumah kami. Awalnya mereka hanya mau
mengecet plafon-plafon dan dinding-dinding kamar. Tetapi begitu mereka
menatap ke langit-langit plafon, mereka menemukan plafon yang mulai
lapuk. Semua itu akibat bocornya atap rumah. Rupanya beberapa genteng
sudah retak, sehingga menimbulkan rembesan air. Lama-lama plafon
mengalami kehancuran. Tripleks mulai keropos.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/305264_242566059132768_131068706949171_672492_1186198588_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
<br />
Tukang
cet kemudian mengusulkan agar tripleks yang rusak diganti. Kayu-kayu
yang sudah keropos mesti segera diganti. Sedangkan genteng-genteng yang
retak atau pecah juga mesti diganti.<br />
<br />
Kondisi seperti ini
tidak pernah ketahuan. Soalnya, air tidak pernah jatuh ke lantai. Air
tergenang di atas plafon. Lama-lama plafon menjadi rusak. Memang,
bagian yang tidak bisa dijangkau dengan mata biasanya kurang
mendapatkan perhatian.<br />
<br />
Dalam hidup kita ada juga bagian
yang tidak tampak atau terlihat oleh mata. Bagian itu sering kali
kurang kita perhatikan. Atau kita berusaha untuk menyembunyikannya.
Akibatnya, bagian itu sering kali kurang mendapatkan perawatan. Kalau
terjadi suatu persoalan, baru kita menaruh perhatian atasnya.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/391851_242566089132765_131068706949171_672494_1288490456_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
<br />
Salah
satu bagian yang tidak tampak adalah keadaan batin kita. Orang bilang
dalamnya laut dapat diduga. Tetapi dalamnya batin seseorang tidak ada
yang tahu. Baru kalau terjadi suatu persoalan besar yang dihadapi, kita
mencari cara-cara untuk menyembuhkan persoalan batin itu.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/311375_242566212466086_131068706949171_672500_1436486579_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
<br />
Ada
juga orang yang berusaha menyembunyikan persoalan-persoalan batinnya.
Dengan begitu, orang itu berpikir bahwa semua persoalannya tidak ada
yang tahu. Akibatnya, orang itu sendiri yang menanggung penderitaan
batin. Suatu ketika bisa meledak. Dan bisa-bisa orang tidak bisa
menanggung akibatnya.<br />
<br />
Karena itu, kondisi batin yang tak
tampak itu membutuhkan waktu dan kesempatan untuk mendapatkan
perawatan. Orang mengatakan bahwa kecantikan yang sempurna itu
datangnya dari hati. Kalau kita mendandani kondisi batin kita setiap
saat, rasanya batin kita akan mengalami kebahagiaan. Batin kita tidak
akan mudah jenuh oleh berbagai persoalan yang dihadapi. Kita tidak perlu
menyimpan persoalan-persoalan dalam batin kita sampai menggunung. Ada
baiknya segera didandani, agar kita mengalami ketenangan dalam hidup
ini.<br />
<br />
Kita tidak hanya cukup mendandani bagian luar diri
kita. Dandanan lahiriah bisa jadi hanya menyelubungi kekeroposan hati.
Sebaliknya, sifat yang saleh tak ayal akan mempercantik seluruh
penampilan diri kita, tutur kata kita dan perilaku hidup kita.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/308695_242566422466065_131068706949171_672511_590169413_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
<br />
Sebagai
orang beriman, usaha kita mendandani kondisi batin kita mesti
dilakukan bersama Tuhan. Tuhan akan membantu kita dengan
Sabda-sabdaNya. Untuk itu, kita mesti membuka hati kita untuk
mendengarkan sabda-sabdaNya. Kita ingin menjalani hidup ini sesuai
dengan kehendak Tuhan.<br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-g.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/298475_242566472466060_131068706949171_672512_1806986387_a.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
<br />
Marilah
kita serahkan semuanya kepada Tuhan yang mahapengasih dan penyayang.
Biarlah Tuhan yang membantu kita dalam usaha mendandani hidup batin
kita. Tuhan memberkati. **<br />
<br />
<br />
Frans de Sales, SCJ<br />
<br />
<br />
sumber : http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/03/mendandani-hidup-batin.htmlInspirasi Hari Inihttp://www.blogger.com/profile/12455369920375318125noreply@blogger.com0