Jumat, 06 Agustus 2010

Minggu 8 Agustus 2010-Menumbuhkan kebesaran hati

Keringat mengucur deras membasahi pipinya. Sejak pagi lelaki muda itu sudah memikul pasir dari sungai. Tidak banyak. Cuma satu ember berukuran sedang. Namun bagi lelaki muda itu, ia mesti melakukannya untuk meraih cita-citanya membangun sebuah rumah untuk keluarganya. Selama ini, mereka hanya tinggal di rumah kontrakan. Padahal sebidang tanah yang mereka miliki dibiarkan kosong begitu saja. Rerumputan tumbuh memenuhi tanah tersebut.

Suatu hari seorang tetangga menegurnya, ”Mengapa tidak pakai mobil saja?”

Pemuda itu mengatakan bahwa ia ingin mengerjakannya sendiri. Ia mengerjakannya sedikit demi sedikit. Ia berkata, ”Lama-lama juga akan jadi banyak. Apalagi sekarang ini saya sedang liburan.”

Tekad pemuda itu termasuk kuat. Ia punya cita-cita yang mulia untuk kedua orangtuanya. Ia ingin keluarganya berteduh di rumah milik sendiri. Karena itu, ia berusaha sekuat tenaga untuk menyediakan bahan-bahan bangunan. Ia tidak hanya memikul pasir. Ia juga memikul batu dari sungai yang berada sekitar lima ratus meter dari rumahnya.

Sedikit demi sedikit menjadi bukit. Itulah pepatah lama yang masih memiliki makna yang dalam bagi hidup kita. Di saat di mana dunia dipengaruhi oleh usaha-usaha yang instan, pepatah ini masih tetap relevan. Sesuatu yang sedikit demi sedikit dikumpulkan mencerminkan keuletan dan ketekunan seseorang.

Manusia mesti memiliki semangat seperti ini. Mengapa? Karena dengan semangat ini orang akan merasakan pentingnya berusaha. Orang dapat merasakan betapa bernilainya suatu keberhasilan yang dicapai melalui usaha seperti ini.

Kalau orang dapat mengumpulkan kebaikan demi kebaikan bagi hidupnya, orang akan menumbuhkan kebajikan dalam dirinya. Orang akan menemukan bahwa hidup ini begitu bernilai, karena orang mendapatkan sesuatu tidak dengan malas-malasan. Kisah tadi mau membantu kita untuk memaknai hidup ini lebih baik lagi.

Tindakan kecil itu mencerminkan kebesaran jiwa seseorang. Orang tidak terpengaruh oleh manipulasi yang dilakukan oleh banyak orang untuk memperoleh hasil yang setinggi-tingginya. Hal ini menunjukkan mendalamnya iman seseorang. Iman yang dibangun dalam suatu proses waktu tertentu. Tidak dibangun berdasarkan suatu hasil yang diperoleh dalam waktu sesaat yang sering gampang musnah oleh tantangan-tantangan jaman.

Sebagai orang beriman, kita dapat belajar dari peristiwa hidup di sekitar kita. Suatu pekerjaan yang tampaknya sepele, karena dikerjakan dengan sedikit demi sedikit ternyata memiliki makna yang begitu mendalam bagi hidup kita. Karena itu, kita mesti belajar untuk memiliki kebesaran hati. Suatu situasi di mana kita tidak gampang terpengaruh oleh hal-hal yang membuat kita tergiur oleh hasil yang besar dan banyak dalam waktu yang singkat. Tuhan memberkati.




sumber :Frans de Sales, SCJ

Sekaligus saya ingin mengajak anda untuk berdoa kesucian para imam dengan klik link berikut:http://www.facebook.com/note.php?saved&&suggest&note_id=133850396634690

salam hangat,

A.M.Adi Normawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar