

Burung gagak itu sangat beruntung. Langsung saja ia terbang menerobos rumah itu menuju tempayan itu. Sayang, hanya ada sedikit air di dalam tempayan itu. Tambahan lagi paruhnya tidak dapat mencapai air, meskipun ia telah berusaha dengan keras.

Di saat orang merasa terdesak, biasanya pikiran-pikiran kreatif muncul. Orang-orang yang berasal dari daerah minus biasanya memiliki daya juang yang tinggi. Mereka tidak peduli pekerjaan yang dijalani. Yang penting pekerjaan itu halal dan dapat membantu mereka akan mengerjakannya dengan sukacita. Mereka tidak malu. Mereka tidak mengandalkan gengsi. Yang penting mereka dapat menemukan penghidupan yang layak.
Kisah burung gagak tadi menjadi inspirasi bagi hidup manusia. Burung gagak itu berusaha tak mengenal lelah untuk memenuhi dahaganya. Banyak waktu yang terbuang untuk melaksakan pikiran kreatifnya. Namun dengan cara itu ia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang sangat penting, yaitu air.
Dalam pengajaranNya, Yesus mengatakan bahwa orang mesti tulus seperti merpati tetapi licik seperti ular. Artinya, orang mesti kreatif dalam menempuh hidup ini. Kreativitas akan memampukan manusia mengatasi persoalan-persoalan hidup. Untuk itu, orang tidak boleh menyerah pada situasi yang dihadapi. Orang mesti berusaha mencari jalan keluar untuk mengatasi persoalan-persoalan hidupnya.
Kebutuhan hidup manusia di jaman sekarang ini semakin banyak. Kebutuhan itu menuntut manusia untuk berani bertaruh dalam memenuhi kebutuhan hidup itu. Sebagai orang beriman, kita diajak untuk menggunakan pikiran-pikiran kreatif kita dalam mengatasi berbagai persoalan hidup. Hanya dengan usaha tanpa mengenal lelah, kita akan meraih apa yang kita butuhkan untuk hidup kita. **
sumber:Frans de Sales, SCJ