


Ketika lampu hijau menyala, pemuda itu mengemudikan mobilnya pulang. Namun sepanjang jalan, pikirannya tidak bisa lepas dari iklan yang tadi dibacanya. Sesampai di rumah, ia segera naik ke tempat tidur dan berusaha tidur melupakan iklan tadi. Ternyata tidak bisa! Iklan itu terus-menerus terbayang di mata pemuda ini: Neraka, neraka, neraka, engkau harus tahu neraka itu bukan omong kosong, tetapi betul-betul ada!

Manusia hidup dalam dunia yang penuh godaan. Ada orang yang tergoda oleh enaknya minuman keras. Mabuk-mabukan sudah menjadi bagian hidupnya. Orang seperti ini baru sadar, ketika penyakit menyerang dirinya. Ada orang tergoda oleh gemerlap uang, sehingga ia mengejar uang sebanyak-banyaknya. Orang seperti ini tidak peduli apakah usaha itu halal atau tidak halal. Orang seperti ini baru sadar, ketika ia mengalami penderitaan akibat ganasnya uang.
Sebenarnya tawaran dunia berupa godaan-godaan itu netral. Artinya, semua itu tergantung dari manusia itu sendiri. Apakah manusia mau mengambil semua godaan itu atau manusia mau secara selektif menghadapi godaan-godaan itu?
Kisah tadi mau mengingatkan kita bahwa kita perlu hati-hati dalam hidup ini. Ada begitu banyak hal yang tampak baik bagi hidup kita, namun ternyata menyimpan penderitaan bagi hidup manusia itu sendiri. Pemuda yang mabuk dalam kisah di atas disadarkan oleh papan iklan. Ia menyesal atas tingkah lakunya yang mabuk-mabukan. Ia berbalik ke jalan yang benar. Ini salah satu contoh bagaimana manusia mesti hidup dalam dunia ini. Orang mesti memilih yang baik. Orang mesti menolak yang jahat. Memang tidak mudah menolak yang jahat. Tetapi orang mesti berani untuk mengambil sikap. Untuk itu, orang beriman mesti kuat dalam iman. Orang beriman tidak boleh menyerah begitu saja terhadap godaan-godaan. Orang beriman mesti berani menolak kejahatan yang mengganggu hidupnya. **
Frans de Sales, SCJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar