
Guru bijaksana itu memerintahkan murid-muridnya untuk bertanya mengapa pohon itu tidak ditebang saja seperti pohon-pohon lainnya. Murid-murid itu mengikuti perintah gurunya. Mereka duduk bergabung dengan ratusan penebang pohon yang sedang beristirahat di bawah pohon raksasa itlu.
"Pak, mengapa kalian tidak menebang pohon ini sekalian?" tanya salah seorang murid kepada penebang pohon.

Kemudian para murid kembali ke guru bijaksana itu dan melaporkan jawaban dan alasan para penebang pohon itu.

Bagi kita, kata-kata guru bijaksana ini terasa janggal. Bukankah manusia mesti bertumbuh dan berkembang? Bukankah kita mesti mengembangkan kemampuan-kemampuan kita seluas-luasnya untuk kemajuan diri dan sesama?
Tapi baiklah. Mungkin guru bijaksana itu punya suatu pandangan yang lain tentang hidup ini. Mungkin guru bijaksana itu mau mengatakan hidup ini akan sangat berarti bagi diri sendiri, kalau dimanfaatkan seefisien mungkin. Orang semestinya tidak boleh menyia-nyiakan bakat dan kemampuannya. Orang mesti menggunakannya untuk kesejahteraan diri dan sesama.
Sebagai orang beriman, kita ingin agar hidup kita memiliki nilai yang berguna untuk Tuhan dan sesama. Karena itu, kita menggunakan hal-hal yang ada dalam diri kita sebaik-baiknya untuk perkembangan dan kemajuan hidup kita. Hidup ini sangat bernilai dan berharga. Karena itu, jangan disia-siakan. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar