Membantu Sesama yang Kekurangan Pakaian
Beberapa
tahun yang lalu saya mengunjungi Suku Anak Dalam di Rantau Kloyang,
Muara Bungo, Jambi. Mereka tinggal di hutan, namun biasanya mereka
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Mereka membangun
gubuk-gubuk yang sangat sederhana untuk tinggal selama dua minggu atau
lebih. Mereka mengumpulkan makanan dari hutan, sebab mereka tidak
memiliki sawah atau ladang untuk diolah.
Ketika
itu saya berjumpa dengan sebuah keluarga yang anak-anaknya dibiarkan
telanjang, karena mereka tidak mempunyai pakaian yang cukup. Saya
bertanya kepada anak-anak itu mengapa mereka telanjang. Ibu mereka
menjawab, “Kami tidak punya uang untuk beli pakaian. Tambahan pula
tidak ada seorang pun yang mau memberi kami pakaian. Jika bapak
mempunyai sisa pakaian, berikan itu kepada kami.”
Saya
tidak dapat berkata apa-apasetelah mendengar pernyataannya. Saya
pulang ke kota Muara Bungo setelah berbincang-bincang dengan beberapa
anak dan membuat foto-foto. Beberapa waktu lamanya saya tidak dapat
tidur, karena pernyataan ibu itu selalu terngiang di benak saya.
Saya bertanya dalam hati, “Apa yang dapat saya buat bagi mereka?”
Saya
tidak punya uang untuk membelikan mereka pakaian. Waktu itu saya juga
tidak punya sisa pakaian. Namun suatu hari ada serombongan ibu-ibu yang
memberi pakaian yang masih sangat layak pakai. Saya bawa pakaian itu
untuk anak-anak Suku Anak Dalam itu.
Di dunia sekarang ini
ada begitu banyak orang miskin yang tidak punya pakaian. Kondisi ini
bisa menimpa jutaan orang yang mendiami bumi ini. Pertanyaannya adalah
apa yang bisa kita buat untuk sesama yang tidak cukup punya pakaian?
Apakah kita akan membiarkan mereka kedinginan di musim hujan, karena
tidak punya pakaian yang pantas?
Sebagai orang beriman,
melihat kondisi seperti ini tentu membuat hati kita trenyuh. Kita tidak
tega membiarkan sesama yang terlunta-lunta, karena ketiadaan pakaian.
Karena itu, kita diajak untuk memberi perhatian kepada mereka yang
sungguh-sungguh membutuhkan bantuan dari sesamanya.
Orang-orang
yang malang seperti ini membutuhkan bantuan yang kita beri dengan
kasih dan kegembiraan. Iman yang hidup itu tampak dalam perbuatan
nyata. Orang yang menyatakan diri beriman, tetapi tidak berbuat sesuatu
untuk sesamanya yang menderita itu bagai tong kosong nyaring bunyinya.
Imannya tidak membuahkan kasih sayang bagi sesama.
Saudara,
kita beruntung bahwa kita memiliki pakaian yang pantas yang dapat kita
gunakan dalam berbagai acara. Karena itu, uluran tangan kasih yang
kita berikan kepada sesama yang menderita akan memberi kesempatan bagi
sesama untuk melanjutkan hidup ini dengan lebih baik. Tuhan memberkati.
**
Frans de Sales, SCJ
sumber: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/02/membantu-sesama-yang-kekurangan-pakaian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar