Berjuang untuk Lebih Baik
Suatu
sore seorang bapak berjalan-jalan dengan anaknya di tepi sebuah kolam
di belakang rumah mereka. Sambil memberi makan ikan-ikan di kolam itu,
anak itu bercerita kepada ayahnya. Menurutnya, akhir-akhir ini ia
bermimpi yang aneh-aneh. Mimpinya juga bermacam-macam. Salah satunya ia
bermimpi tentang pertarungan dua ekor anjing. Anehnya, dua ekor anjing
itu bertarung di dalam dirinya.
Anak
itu bercerita, “Dua ekor anjing itu memiliki mata yang tajam. Gigi
mereka runcing-runcing. Kuku-kuku mereka sangat kuat. Mereka saling
menerkam. Keduanya berusaha memenangkan perkelahian itu.”
Ia
melanjutkan, “Anjing pertama tampak baik dan tenang. Tetapi anjing
yang kedua sangat ganas dan menakutkan. Ia meraung-raung dan menerkam
anjing yang pertama dengan sangat kejam. Apa maksud mimpi ini ayah?
Apakah ini gambaran dari sifat-sifat yang ada dalam diri saya?”
Ayahnya
menatap wajah anaknya. Ia menganggukkan kepala lalu berkata,
“Hati-hatilah, anakku. Dalam hidup ini kamu akan selalu berada di bawah
bayang-bayang dua hal ini, yaitu yang baik dan yang jahat.”
“Lalu anjing mana yang akan menjadi pemenangnya, ayah?” tanya anak itu.
Tanpa
pikir panjang ayahnya menjawab, “Pemenangnya adalah yang paling banyak
kamu beri makan. Seperti ikan-ikan kita, yang mendapatkan makanan yang
banyak akan bertumbuh lebih baik.”
Hidup
kita ini seperti suatu pertarungan. Kita selalu bergumul dengan
berbagai hal yang membentuk kepribadian kita. Kalau kita berada di
dalam suatu lingkungan yang baik dan kondusif untuk pertumbuhan hidup
kita, kita juga akan bertumbuh dengan baik. Tetapi bisa juga lingkungan
yang kurang baik dan kurang kondusif bisa dipakai untuk pertumbuhan
kepribadian kita. Ini tergantung dari orang yang bersangkutan yang
mampu memilah mana yang baik yang dapat ia gunakan untuk pertumbuhan
kepribadiannya.
Seringkali
manusia tunduk kepada sifat-sifat jelek yang ada dalam dirinya.
Misalnya, ada orang yang mudah sekali dikuasai oleh iri hati, marah dan
egoisme. Orang seperti ini mesti bertanya diri, mengapa hal ini bisa
terjadi atas dirinya? Mengapa ia mudah sekali dikuasai oleh hal-hal ini?
Bukankah iri hati terhadap orang yang sukses hanya membuat diri orang
terjerumus ke dalam pikiran-pikiran negatif tentang orang lain?
Bukankah lebih baik belajar dari kesuksesan orang lain untuk memajukan
diri sendiri?
Karena itu, sebagai orang beriman, kita
perlu membangun sikap menumbuhkan hal-hal baik dalam diri kita. Untuk
itu, iri hati, marah dan egoisme mesti mampu kita singkirkan dari dalam
diri kita. Dengan begitu, kita mampu menjadi orang-orang yang kuat
dalam menghadapi arus jaman yang seringkali menyesatkan manusia ini.
Setiap
hari kita mengalami begitu banyak hal, baik yang jelek maupun yang
baik. Pengalaman yang kurang baik bisa kita gunakan untuk introspeksi
diri. Pengalaman-pengalaman yang baik kita gunakan untuk membangun
kepribadian yang lebih baik. Mari kita bawa semua pengalaman hidup kita
itu kepada Tuhan. Dengan demikian, rahmat Tuhan senantiasa menyertai
kita dalam hidup kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
sumber : http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/03/berjuang-untuk-lebih-baik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar