Peduli terhadap Sesama yang Berkekurangan
Suatu
hari yang sangat dingin seorang perempuan bangsawan keluar dari istana
dan mengemis. Dia mengenakan pakaian compang-camping, kerudung kepala
dan membawa sebuah keranjang. Dia ingin menguji cinta kasih dari para
tetangganya. Pada beberapa rumah dia diberikan barang-barang yang sama
sekali tidak bernilai. Di rumah lain ia dihujani dengan kata-kata
kasar. Hanya di satu tempat dia diterima dengan ramah. Dan itu adalah
gubuk seorang lelaki miskin. Dia dibawa ke dalam ruang yang hangat dan
diberi makanan panas.
Pada
hari berikutnya, semua orang yang pernah dikunjungi perempuan itu
diundang masuk ke dalam puri. Mereka dihantar oleh para pelayan menuju
ruang makan yang besar. Ada kartu nama untuk para undangan itu.
Di
tempat duduk masing-masing undangan diletakkan barang-barang yang sama
yang telah diberikan kepada perempuan yang menyamar itu. hanya lelaki
miskin itu dilayani dengan piring penuh makanan yang lezat.
Beberapa
saat kemudian perempuan itu masuk ke ruang makan. Ia menjelaskan
kepada para tamunya, “Kemarin untuk menguji cintamu, saya memasuki desa
dengan menyamar sebagai seorang pengemis. Hari ini saya melayani Anda
dengan barang yang sama dengan yang telah kalian berikan kemarin
kepadaku.”
Semua undangan itu sangat terkejut. Mereka
merasa bersalah karena telah memperlakukan seorang bangsawan dengan
kurang menyenangkan. Tetapi lelaki miskin itu bergembira, karena sudah
melayani sesamanya dengan baik. Ia memberi tempat yang layak kepada
perempuan itu, ketika ia membawanya ke ruang yang hangat dan memberinya
makanan yang panas.
Cinta
kasih yang sejati itu bersifat universal yang terbuka untuk semua
orang. Berbuat baik kepada sesama itu membawa sukacita bagi yang
mengalami kebaikan itu. Inilah bentuk cintakasih itu. Semua orang, pada
dirinya sendiri, diberi kemampuan untuk mencintai seperti ini. Karena
itu, kebaikan yang merupakan perwujudan cintakasih itu mesti menjadi
bagian dari kehidupan seseorang.
Tetapi
persoalannya adalah ada orang-orang yang sulit sekali berbuat baik
bagi sesamanya. Mereka lebih banyak menuntut agar orang lain berbuat
baik untuk mereka. Orang-orang seperti ini mesti belajar untuk memiliki
kepekaan terhadap kebutuhan sesama yang hidup di sekitar mereka.
Mereka dapat belajar memperhatikan sesamanya yang kekurangan yang
memutuhkan bantuan dari mereka. Misalnya, memberi makan orang miskin
yang ada di tetangga. Untuk itu, mereka mesti berani untuk keluar dari
rumah mereka. Mereka mesti berani mengunjungi orang-orang di sekitar
mereka.
Hari ini kita berjumpa dengan begitu banyak
orang. Ada yang mungkin sudah memberikan bantuan kepada kita untuk
kelancaran semua usaha kita. Ada yang sudah menyapa kita dengan ramah.
Ada yang sudah tersenyum kepada kita. Mungkin kita juga sudah
mengulurkan tangan kita untuk mereka yang kekurangan. Itulah hidup.
Kita mesti saling mengasihi, karena untuk itulah kita telah dilahirkan
ke dalam dunia ini.
Mari kita endapkan semua pengalaman
baik kita sepanjang hari ini. Semua itu telah membentuk kita menjadi
pribadi-pribadi yang baik. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
sumber :http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/02/peduli-terhadap-sesama-yang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar