Pentingnya Komitmen
Sebuah
keluarga baru saja merayakan empat puluh tahun perkawinan mereka.
Mereka dikaruniai empat orang anak dengan sekian banyak cucu dan cicit
yang tersebar di berbagai tempat di Tanah Air. Pasangan suami istri ini
sangat berbahagia pada perayaan pesta empat puluh tahun perkawinan
mereka itu. Anak-anak yang sukses dalam pekerjaan dan cucu-cucu yang
juga mulai beranjak dewasa menjadi salah satu kebahagiaan pasangan suami
istri ini.
Kehidupan
keluarga ini selama empat puluh tahun tampak tidak ada masalah. Karena
itu, ketika ditanya tentang rahasia panjangnya usia perkawinan mereka,
sang suami menjawab, “Kami masing-masing setia pada komitmen kami.
Kami bertahan pada komitmen kami untuk saling mencintai sampai ajal
menjemput kami.”
Sang suami mengaku bahwa dalam membangun
bahtera perkawinan itu juga terjadi persoalan-persoalan. Namun bagi
mereka, persoalan-persoalan itu menjadi kekuatan untuk tetap setia pada
komitmen untuk saling mencintai sampai ajal menjemput. Bagi suami
istri ini, persoalan-persoalan yang dihadapi itu menjadi tantangan bagi
mereka untuk membangun sebuah keluarga yang bahagia. Jadi mereka tidak
pernah melarikan diri dari persoalan-persoalan.
Untuk
itu, pasangan suami istri mengaku membutuhkan semangat iman kepada
Tuhan. Menurut mereka, semangat iman itu telah menggerakkan mereka
untuk tetap setiap satu sama lain. Mereka mengalami bahwa selama usia
perkawinan mereka, Tuhan tetap menyertai mereka. Tuhan tidak pernah
meninggalkan mereka berjuang sendiri dalam untung dan malang. Karena
itu, berserah diri kepada Tuhan menjadi salah satu cara keluarga ini
menghayati hidup berkeluarga mereka.
Kesetiaan pada
komitmen akan melestarikan suatu bangunan relasi yang telah dijalani
bertahun-tahun. Kesetiaan itu mesti ditampakkan dalam hidup yang nyata.
Untuk itu, orang mesti memiliki semangat kasih. Dalam kasih, orang
mampu untuk menerima sesama apa adanya. Orang tidak terlalu banyak
menuntut dari sesamanya secara berlebihan.
Semangat kasih
ini mesti dikembangkan terus-menerus dalam hidup yang nyata, karena
hanya dengan demikian orang mampu setia satu sama lain. Ketidaksetiaan
itu bermula dari kurangnya semangat kasih. Kalau tidak ada kasih, orang
mudah menyalahkan dalam kehidupan bersama. Orang merasa diri selalu
benar dan menuntut orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Karena
itu, kasih mendorong siapa pun yang membangun relasi untuk tetap setia
pada komitmen yang telah dibuat. Pasangan suami istri, misalnya, mesti
tetap setia pada komitmen yang telah mereka buat. Kesetiaan itu akan
mampu membimbing mereka untuk saling mencintai sampai ajal menjemput
mereka. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
sumber : http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/03/pentingnya-komitmen.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar