Berani Menyerahkan Diri
Ada seorang
anak yang terperosok ke dalam sebuah danau. Ia berjuang mati-matian
untuk keluar dari danau itu. Di tepi danau itu berdiri ibunya yang
berteriak histeris. Ibunya sendiri tidak bisa membantunya, karena tidak
bisa berenang. Ia ketakutan melihat anaknya yang masih berusia lima
tahun itu meronta-ronta dari tengah danau itu.
Di samping ibu
itu berdiri seorang lelaki kuat yang tampak acuh tak acuh terhadap
keselamatan anak itu. Berulang kali ibu itu meminta lelaki itu untuk
menyelamatkan anaknya, tetapi dia tetap tidak bergerak sedikit pun.
Beberapa saat kemudian perjuangan anak itu mulai berkurang. Tenaganya
mulai habis. Akhirnya, ia kehilangan tenaga dan muncul di permukaan air
dalam keadaan lemah dan tak berdaya. Pada saat itu, lelaki itu melompat
ke dalam kolam itu dan menyelamatkan anak itu.
Ibu itu
terheran-heran. Mengapa lelaki itu baru turun di saat anaknya sudah
tidak berdaya? Setelah air dikeluarkan dari perut anaknya dan anaknya
dapat bernafas kembali, ibu itu mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan lelaki itu.
Namun di dalam hati ibu itu masih tersimpan
rasa penasaran. Ia pun bertanya, “Mengapa engkau tidak lebih cepat
menyelamatkan anak saya?”
Lelaki itu menjawab, “Nyonya, saya
tidak dapat selamatkan anakmu selama dia masih berjuang. Dia akan
menenggelamkan kami berdua. Tetapi ketika dia semakin lemah dan berhenti
berjuang, maka mudah bagi saya untuk menyelamatkannya.”
Ibu
itu mengangguk-angguk, meski ia tidak dapat mengerti maksud lelaki itu.
“Apa artinya berhenti berjuang baru bisa diselamatkan?” tanya ibu itu
dalam hatinya.
Ketika orang masih bisa berjuang, ia tidak dapat
menyerahkan hidupnya, nasibnya ke tangan orang lain. Perjuangan untuk
mencapai sesuatu sering juga menyingkirkan orang lain. Atau suatu
perjuangan untuk menggapai sesuatu dalam hidup dapat juga menjerumuskan
sesama. Orang yang mau berjuang sendiri juga tidak akan menghasilkan
banyak hal.
Karena itu, orang mesti berani menyerahkan hidup
kepada sesama untuk dibantu agar dapat meraih kesuksesan dalam hidup.
Orang yang ingin dibantu mesti percaya kepada orang yang dimintai
bantuan itu. Kepercayaan itu penting artinya bagi yang membantu, karena
ia akan membantu dengan segenap hati.
Bagi orang-orang beriman,
penyerahan diri kepada Tuhan secara total menjadi suatu tuntutan yang
mesti dijalani. Orang beriman mesti berani mempercayakan seluruh
hidupnya kepada Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan itu segalanya bagi orang
beriman. Tuhan mampu menyelamatkan orang dari kemalangan hidupnya. Hanya
Tuhan yang dapat memberi petunjuk yang jelas kepada manusia.
Sadar atau tidak, hari ini kita sudah berusaha untuk menyerahkan hidup
kita kepada Tuhan. Kita merasa diri sebagai orang-orang yang tidak
berdaya. Kita adalah makhluk yang terbatas. Karena itu, kita meminta
bantuan dari Tuhan. Kita yakin, hanya Tuhan yang mampu memberi kita
pertolongan.
Karena itu, mari kita serahkan seluruh hidup kita
kepada Tuhan, Sang Penolong sejati kita. Jangan tergoda oleh berbagai
tawaran dunia yang menggiurkan yang sering membuat kita tidak berdaya.
Kalau kita mau Tuhan membantu perjalanan hidup kita, kita mesti pasrah
secara total kepadaNya. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
sumber : http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2010/05/berani-menyerahkan-diri.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar